Perempuan itu menjelaskan hanya tinggal berdua dengan anaknya.
Semua kerabatnya sibuk tidak bisa dimintai tolong memperbaiki atap.
Si Kumbang mendengar penjelasan kedua perempuan tersebut ibah hatinya untuk menolong.
Tanpa terasa atap rumah selesai, kedua perempuan tersebut mengucapkan terima kasih kepada Si Kumbang, dan mengajak Si Kumbang untuk makan bersama.
Pada saat makan bersama perempuan tersebut bertanya kepada Si Kumbang, siapa? Dari dusun mana? Mau kemana?.
Pertanyaan tersebut sudah diduga Si Kumbang, dan menjawab apa adanya.
Namaku Si Kumbang, aku dari Dusun Rejang Sawa Lebong, dan tujuanku ke dusun kaklah untuk mencari sesuap nasi.
Si Kumbang bertanya, Bibik siapa ? Aku Maryam dan ini anakku Siti. Lakikulah mati namanya Lebe”.
Si Kumbang manggut-manggut pertanda mengerti dengan keadaan kedua perempuan yang ada di hadapannya.
la memberanikan mengutarakan maksudnya, ingin tinggal di rumah perempuan yang dia bantu tadi.
Kala itu Maryam, mengatakan, nanti Tuah tidak tahan, kami orang miskin hidup seperti ayam kalau tidak berkata tidak dapat makan.
Tapi kalau Tuah sanggup kami tidak menolak. Si Kumbang mendengar jawaban Bik Maryam, membuat hatinya bersemangat.
Akhirnya Si Kumbang berjodoh dengan anak Maryam bernama Siti dan mereka menikah hidup bahagia.