Sejarah Malam Satu Suro Lengkap Beserta Artinya, Ada Peristiwa Sedih Dibaliknya

Sejarah Malam Satu Suro Lengkap Beserta Artinya, Ada Peristiwa Sedih Dibaliknya

Sejarah Malam Satu Suro Lengkap Beserta Artinya, Ada Peristiwa Sedih Dibaliknya --instagram: sumatera_ekspres

BACA JUGA:Jaga Kebugaran, Kalapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Ajak Petugas Gelar Latihan Badminton Bersama

Mengutip dari laman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, bahwa kalender Jawa merupakan salah satu akulturasi budaya dan agama pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Dimana, pada masa itu masyarakat Jawa menggunakan dua penanggalan yang berbeda, yaitu kalender Saka yang berasal dari leluhurnya dan kalender Islam, Hijriah.

Kalender Saka berdasarkan pada pergerakan matahari, sementara Kalender Hijriah mengikuti pergerakan bulan. Karena perbedaan tersebut, sering kali perayaan adat di keraton tidak sesuai dengan hari-hari besar Islam.

Itulah yang menjadi alasan Sultan Agung berusaha untuk menyatukan perayaan-perayaan ini dalam satu waktu.

BACA JUGA:Dapat Informasi Anak Mau Sekolah Tak Punya Biaya, ini yang Dilakukan Camat Selangit Musi Rawas

Sehingga diciptakan sebuah sistem penanggalan baru yang merupakan gabungan antara kalender Saka dan kalender Hijriah.

Sistem penanggalan inilah yang dikenal sebagai kalender Jawa atau Kalender Sultan Agung.

Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa dengan penentuan kalender Jawa oleh Sultan Agung itu, maka tahun Jawa Kalender Saka berakhir pada tahun 1554 Masehi.

Angka tahun 1554 itu kemudian diteruskan dengan kalender Jawa. Penanggalan kalender Jawa tersebut dimulai dengan 1 Suro sebagai tanda awal tahunnya yang bertepatan persis dengan 1 Muharram 1043 H.

BACA JUGA:PT Citra Lestari Mobilindo Hino Lubuk Linggau Buka Lowongan Kerja, Berikut Posisi dan Syaratnya

Nah, untuk menyambut pergantian tahun baru Jawa, masyarakat Jawa kerap melaksanakan sejumlah tradisi, tepatnya pada malam satu Suro.

Hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.

Aktivitas yang dilakukan pada waktu tersebut yang kemudian menjadikan malam satu Suro sebagai malam yang sakral bagi masyarakat Jawa.

Hingga saat ini, tradisi malam Satu Suro selalu dirayakan oleh masyarakat Jawa setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: