Sekda DKI Imbau Pemudik Tidak Ajak Saudara Ikut ke Jakarta, Simak Alasannya

Sekda DKI Imbau Pemudik Tidak Ajak Saudara Ikut ke Jakarta, Simak Alasannya

Mudik.--Instagram @infipop.id

LINGGAUPOS.CO.ID – Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono telah mengimbau pemudik untuk tidak mengajak sanak saudara atau tetangga dari kampung halaman guna mengadu nasib di Jakarta.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Jumat, 5 April 2024, Joko juga menjelaskan masyarakat perantau yang datang tanpa kemampuan serta persiapan kerja yang memadai justru akan alami berbagai kesulitan.

Selain itu, ia juga menegaskan hal tersebut disebabkan akses pekerjaan di Jakarta juga tidaklah mudah.

Walaupun demikian, ia juga menyebut Pemprov DKI belum mempunyai rencana mendata pendatang baru di Jakarta guna mengantisipasi adanya lonjakan penduduk usai Lebaran 2024.

BACA JUGA:Pelantikan 114 Pejabat Muratara Dinilai Bertentangan Dengan Undang-undang, Bisa Batalkan Calon Petahana

"Pada kesempatan ini saya imbau kepada seluruh masyarakat Jakarta yang mudik saat kembali nanti agar tidak mengajak sanak saudara atau tetangga untuk mengadukan nasibnya di Jakarta tanpa memiliki kemampuan kerja dan persiapan yang memadai," ujar Joko di Monas.

Ia juga menjelaskan adanya pertimbangan risiko yang akan dihadapi apabila pemudik mengajak saudara ke Jakarta tanpa adanya persiapan.

Masalah yang akan muncul seperti kesulitan administrasi kependudukan hingga tempat tinggal.

"Seperti kesulitan memenuhi persyaratan administrasi kependudukan, akses terhadap pekerjaan, serta menemukan tempat tinggal yang layak dan tetap," ujarnya.

BACA JUGA:Diskon Produk Makanan Fresh dan Frozen di Hypermart, Edisi Lebaran Idul Fitri 1445 H, Periode 5-11 April 2024

Joko juga menjelaskan belum ada rencana untuk lakukan pengecekan saat mudik selesai dilakukan.

Dikarenakan, memang pada dasarnya tidak ada larangan bagi masyarakat untuk bepergian mudik.

"Kita bisa mengimbau kepada mereka karena bagi mereka yang mengadukan nasib tanpa persiapan ya karena nanti di sini akan kesulitan," tuturnya.

"Pertimbangan resiko yang akan mereka hadapi seperti kesulitan memenuhi persyaratan administrasi pendudukan, akses terhadap pekerjaan, serta menemukan tempat tinggal yang layak dan tetap," ucap Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: