Isu Boikot Produk Israel di bulan Ramadan Banyak Dimanfaatkan untuk Cari Keuntungan

Isu Boikot Produk Israel di bulan Ramadan Banyak Dimanfaatkan untuk Cari Keuntungan

Istilah perusahaan yang terus didengungkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam seruan untuk boikot terhadap produk Israel hingga memasuki bulan Ramadan ini banyak yang membuat bingung masyarakat.--Instagram @folkative

LINGGAUPOS.CO.ID – Istilah perusahaan yang terus didengungkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam seruan untuk boikot terhadap produk Israel hingga memasuki bulan Ramadan ini banyak yang membuat bingung masyarakat.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Kamis, 14 Maret 2024, apalagi MUI menyerahkan sepenuhnya nama produk-produk tersebut ke masing-masing masyarakat.

“Semua pengusaha sama dengan MUI. Kita juga mengutuk kejahatan terhadap kemanusian atau genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Posisi kita sudah jelas,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani.

Dirinya menjelaskan sikap MUI yang menyerahkan daftar dari produk yang terafiliasi Israel kepada masing-masingindividu masyarakat guna memprosesnya tersebut justru banyak dimanfaatkan pihak tertantu untuk menjatuhkan pesaingnya.

BACA JUGA:Kapolres Termiskin di Sumatera Selatan Hanya Punya Kas Rp29 Juta, Terkaya Segini Hartanya

“Nah, yang terjadi di lapangan justru ada pihak- pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini dengan mengeluarkan suatu list. Inilah  kemudian yang menjadi masalah besar di kalangan pengusaha dan tenaga kerja juga,” ungkapnya.

Pada sektor hotel serta restoran, dirinya menyebut, dengan keluarnya daftar produk boikot ini sudah menyebabkan penurunan pendapatan antara 25 hingga 70 persen tergantung dari lokasinya.

Bahkan hingga dengan Desember lalu, ada seribu orang yang terpaksa di PHK sebab memang turunnya sangat luar biasa.

Ia juga menegaskan semua perusahaan multinasional yang ada di Indonesia sudah menyatakan tidak ikut dalam permasalahan geopolitik yang terjadi di Gaza.

BACA JUGA:Cegah Barang Terlarang Masuk Kedalam Lapas, Petugas P2U Maksimalkan Penggunaan Mesin X-Ray

Lebih lanjut, Hadi menyebut mereka hanya pemegang lisensi di Indonesia atau franchise yang sudah berinvestasi banyak di Indonesia ini.

“Jadi, kalau sampai head office-nya macam-macam, mereka pasti akan komplain berat. Jadi, yang kita ingin luruskan bahwa jangan sampai nanti gerakan kita mengkategorikan terafiliasi (bila tidak) dengan tidak berhati- hati, ini bisa merugikan kita sendiri,” ujar dia.

Selain itu, Haryadi juga melihat isu boikot ini sudah dimanfaatkan oleh sebagian pihak tertentu untuk persaingan dagang.

Padahal dirinya mengatakan perusahaan multinasional tersebut mempunyai standing point yang sama yaitu menentang terhadap pelanggaran HAM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: