Bolehkah Ibu Hamil Puasa Ramadan 2024, Begini Pandangannya Menurut Islam

Bolehkah Ibu Hamil Puasa Ramadan 2024, Begini Pandangannya Menurut Islam

Berpuasa saat Ramadan menjadi salah satu kewajiban umat muslim yang harus dijalankan, kecuali pada orang-orang yang berhalangan termasuk ibu hamil. -Ilustrasi-Freepik com

LINGGAUPOS.CO.ID – Sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan 2024. 

Berpuasa saat Ramadan menjadi salah satu kewajiban umat muslim yang harus dijalankan, kecuali pada orang-orang yang berhalangan termasuk ibu hamil

Akan banyak muncul pertanyaan juga bolehkan ibu hamil puasa Ramadan 2024? Lalu bagaimana pandangannya menurut Islam.

Dikutip LINGGAUPOS.CO.ID dari berbagai sumber pada Jumat, 1 Maret 2024 berikut ini informasinya.

BACA JUGA:Inilah 15 Cara Menyambut dan Melaksanakan Puasa Ramadan 2024

Dikutip dari NU Online, sama halnya dengan orang sakit.

Perempuan hamil secara umum memiliki tiga keadaan yang memiliki konsekuensi hukum yang berbeda terkait wajib tidaknya menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. 

Tiga keadaan ini secara ringkas dijelaskan dalam kitab Nihayah az-Zain Syarh Qurratul ‘Ain:

“Bagi orang sakit terdapat tiga keadaan. 

BACA JUGA:Inilah 7 Tips Menyambut Puasa Jelang Ramadan 2024

Pertama, ketika ia menduga akan terjadi bahaya pada dirinya yang sampai memperbolehkan tayamum, maka makruh baginya berpuasa dan boleh baginya untuk tidak berpuasa. 

Kedua, ketika ia yakin atau memiliki dugaan kuat (dhann) akan terjadi bahaya atau uzur yang mengenainya akan berakibat pada hilangnya nyawa atau hilangnya fungsi tubuh, maka haram baginya berpuasa dan wajib untuk tidak berpuasa. 

Ketiga, ketika rasa sakit hanya ringan, sekiranya ia tidak menduga akan terjadi bahaya yang sampai memperbolehkan tayamum, maka haram baginya tidak berpuasa dan wajib untuk tetap berpuasa selama tidak khawatir sakitnya bertambah parah. 

Sama halnya dengan orang yang sakit adalah petani, nelayan, buruh, perempuan hamil dan menyusui, meskipun kehamilan hasil dari zina atau wathi syubhat” (Syekh Muhammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain Syarh Qurratul ‘Ain, juz 1, halaman 367).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: