Inilah Sederet Fakta Pengusaha Asal Indonesia Beli Hotel Bintang 7 di China dengan Harga Rp3,72 Triliun

Inilah Sederet Fakta Pengusaha Asal Indonesia Beli Hotel Bintang 7 di China dengan Harga Rp3,72 Triliun

Pengusaha asal Indonesia beli hotel bintang 7 di China dengan harga Rp3,72 Triliun.--Instagram @folkative

LINGGAUPOS.CO.ID – Sukanto Tanonot merupakan pemilik perusahaan property yang dikendalikan taipan pulp dan kertas asal Indonesia, dilaporkan Pacific Eagle Real Estate baru-baru ini ia membeli sebuah hotel mewah di Shanghai, China.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 8 Januari 2024.

Pada laporan tersebut tidak dijelaskan secara rinci berapa nilai transaksi yang sudah dibayarkan didalam perjanjian jual beli hotel mewah tersebut.

Sementara pada situs real estate Mingtiadi, melaporkan Pacific Eagle dapat membayar sebanyak RMB 1,7 miliar atau setara dengan US$ 240 juta, dalam rupiah Rp3,72 triliun (kurs Rp15.000/US$).

BACA JUGA:Ini Pengakuan ODGJ di Musi Rawas yang Bunuh Ayah dan Ibunya, Berikut Penjelasan Kasat Reskrim

Dengan jumlah tersebutlah diperkirakan Sukanto membeli hotel yang memiliki nama Wanda Reign on the Bund tersebut.

Berikut ini sederet fakta mengenai pengusaha asal Indonesia ini yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.

1. Pemilik grup usaha Royal Golden Eagle 

Sukanto Tanoto adalah sosok pengusaha sukses pemilik grup usaha Royal Golden Eagle (RGE). 

BACA JUGA:Pelaku Penembakan Anak Caleg Golkar Musi Rawas Diduga Pencuri, Cek Fakta Berikut Ini

Ia sendiri saat ini sedang menduduki peringkat ke-10 orang paling kaya di RI dengan total kekayaan senilai US$3,3 miliar atau Rp52,21 triliun.

2. Berbisnis dari 1967

Berdasarkan situs resmi RGE menjelaskan bahwa pengusaha Sukanto Tanoto ini mengawali bisnisnya pada 1967 sebagai pemasok suku cadang untuk membeli industri minyak dalam konstruksi.

Pada 1973 mendirikan RGE yang saat itu baru bergerak bidang bisnis kayu lapis. Atas usaha dan kerja kerasnya, RGE kemudian mengembangkan lini usahanya ke berbagai bidang seperti pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, serat viscose, selulosa khusus, dan pengembangan sumber daya energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: