Lawang Sewu: Tempat Wisata di Semarang yang Penuh dengan Sejarah dan Cerita Mistis, Berani Liburan Nataru 2024

Lawang Sewu: Tempat Wisata di Semarang yang Penuh dengan Sejarah dan Cerita Mistis, Berani Liburan Nataru 2024

Lawang Sewu Semarang.--Instagram @lawangsewu_semarang

SEMARANG, LINGGAUPOS.CO.ID – Tempat wisata yang terkenal di Kota SEMARANG yaitu Lawang Sewu memiliki arti ‘pintu seribu’.

Lawang Sewu adalah gedung megang yang dibangun saat era penjajahan Belanda dan saat ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Semarang.

Diambil dari berbagai sumber yang dkutip LINGGAUPOS.CO.ID pada Kamis, 21 Desember 2023.

Selain bangunannya yang megah, ada nilai historis yang tinggi, dan juga Lawang Sewu memiliki banyak kisah mistis di dalamnya. 

BACA JUGA:Diskon Tarif 10 Persen dari Astra Tol Cipali selama Libur Natal dan Tahun Baru 2024, Berikut Tanggalnya

1. Sejarah Lawang Sewu

Lawang Sewu tidak lepas dari sejarah perkereta apian di Indonesia sebab dibangun sebagai Het Hoofdkantor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia Belanda yang dibangun pertama kali jalur kereta api di Indonesia serta menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden atau Surakarta dan Yogyakarta, dengan jalur pertamanya, jalur Semarang Temanggung 1867.

Pada awalnya, administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja, sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi yang baru.

Akhirnya pilihan jatuh kepada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung Selatan Bodjongweg Semarang. 

BACA JUGA:Inilah Cara Diet dengan Teh Hijau, Ampuh Turunkan Berat Badan

Dari direksi NIS sudah menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendog, selaku arsitek dari Amsterdam Belanda.

Diketahui, pelaksanaan pembangunan ini dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada 1907. 

Yang mana kondisi tanah di jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan dilakukannya penggalian sedalam empat meter dan diganti dengan lapisan vulkanis.

Diketahui, bangunan pertama yang dikerjaan saat itu yaitu rumah penjaga dan bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: