Temuan CIDSI: Siswa SMP-SMA Indonesia Habiskan Rp200 Ribu per Minggu untuk Beli Rokok

Temuan CIDSI: Siswa SMP-SMA Indonesia Habiskan Rp200 Ribu per Minggu untuk Beli Rokok

Ilustrasi rokok.--Freepik

LINGGAUPOS.CO.ID – Center for Indonesia’s Strategic Development Intiatives (CISDI) dalam risetnya mencatat angka konsumsi rokok pada remaja Indonesia sangat tinggi.

Banyak penelitian sebelumnya mencatat keterjangkauan rokok menjadi tantangan utama dalam upaya menurunkan prevalensi perokok muda di Indonesia ini.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip LINGGAUPOS.CO.ID pada Jum’at 15 Desember 2023.

CISDI mencatat ada 70 persen koresponden riset terdiri dari siswa SMP-SMA mengakui bahwa ia membeli rokok batangan saat mencoba merokok untuk pertama kali dan pada pembelian di 30 hari terakhir saat diwawancarai.

BACA JUGA:Masyarakat Lubuklinggau Ramai Kunjungi Rumah Angker Antu Banyu, Tiket Masuk Hanya Rp35 Ribu untuk 2 Orang

Menurut informasi, pembelian rokok batangan oleh remaja berhubungan dengan kebiasaan  merokok tidak rutin dan merokok lima batang atau kurang per hari.

“Dengan pola merokok ini, dapat dikatakan konsumsi rokok batangan berhubungan dengan tahap eksperimen pada remaja, sebuah tahapan yang menggiring seseorang menjadi pecandu dan rutin merokok,” ucap Chief of Research and Policy CISDI, Olivia Herlinda.

Pada riset nya menunjukkan remaja banyak tergoda untuk membeli rokok secara terus menerus sebab rokok batangan dijual, dipromosikan secara massif serta tersedia di lingkungan sekitar.

Adapun hasil dari focus group discussion dengan 49 remaja menunjukkan bahwa mereka memperoleh rokok di kios-kios sekitar sekolah dengan harga paling rendah yaitu sekitar Rp1 ribu per batang.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Body Care Mencerahkan Kulit Badan Mulai Rp10 Ribu yang Dijual di Indomaret

Oleh sebab itu, pembelian rokok batangan murah secara berulang kali ini membuat remaja akhirnya mengeluarkan uang sekitar Rp30 ribu hingga Rp200 ribu per minggunya.

Jumlah tersebut setara dengan separuh pengeluaran per kapita mingguan rata-rata penduduk di Indonesia.

“Penjualan rokok batangan membuat remaja bisa membeli rokok dengan uang jajan harian. Rokok yang sudah murah menjadi lebih terjangkau lagi karena diecer. Bayangkan betapa besarnya alokasi untuk belanja rokok.

Padahal, mereka seharusnya bisa menggunakan dana ini untuk kebutuhan esensial seperti membeli makanan yang bergizi,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: