Ribuan Jamaah Haji Indonesia Bakal Lontar Jumrah di Lantai 3 Jamarat, Sudah Puluhan Petugas Disiagakan

Ribuan Jamaah Haji Indonesia Bakal Lontar Jumrah di Lantai 3 Jamarat, Sudah Puluhan Petugas Disiagakan

Petugas bersiap di jamarat--

LINGGAUPOS.CO.ID — Puncak ibadah haji kian mendekat. Salah satu titik paling krusial dan padat saat momentum itu adalah jamarat di Mina. 

Tahun ini, ribuan jemaah haji Indonesia dijadwalkan melempar jumrah Aqabah di lantai 3. Sebuah rute yang menuntut kesiapan ekstra dari para petugas di lapangan.

Wukuf di Arafah, yang direncanakan berlangsung pada 5 Juni (9 Dzulhijjah), tinggal delapan hari lagi. Salah satu titik krusial yang kini jadi fokus persiapan adalah lantai 3 jamarat di Mina, tempat jamaah haji melempar jumrah Aqabah pada malam 10 Dzulhijjah.

Kepala Satuan Operasional (Kasatops) Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) Kolonel Laut Harun Arrasyid, memimpin langsung orientasi lapangan di kawasan itu, pada Rabu dini hari, 28 Mei 2025.

BACA JUGA:Perhatikan! Ini 5 Tips Persiapan Diri Jemaah Haji dalam Menghadapi Puncak Haji 2025

Bersama tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Harun memetakan posisi pos-pos siaga, jalur evakuasi, hingga titik rawan yang perlu diantisipasi.

“Gelombang jamaah pada malam 10 Dzulhijah menuju Jumratul Aqabah sangat besar, sehingga kami antisipasi dengan pos-pos yang sudah dipetakan,” ujar Harun.


Tempat jamaah haji melempar jumrah Aqabah pada malam 10 Dzulhijjah--

Menurut dia, lantai 3 jamarat memiliki kerawanan lebih tinggi dibanding jalur bawah. Sebab, sirkulasi pergerakan jamaah lebih padat, terutama saat malam lempar jumrah pertama. 

Untuk itu, PPIH menyiagakan 60 personel khusus, yang akan dibagi ke lima pos utama. Mereka dijadwalkan berjaga dalam shift malam hingga dini hari.

BACA JUGA:Idul Adha 2025 Jatuh Pada 6 Juni, Ini Daftar Lengkap Jadwal Liburnya

Tak hanya itu, kata Harun, tambahan layanan juga datang dari tim lansia dan disabilitas, yang ikut memperkuat jajaran. 

“Kami siapkan sistem evakuasi estafet, antarpos, agar jamaah yang kelelahan bisa segera dibantu tanpa harus memutar jalur,” jelasnya.

Dia mengingatkan, bahwa jalur terowongan Mina bersifat satu arah. Sehingga butuh strategi khusus agar penanganan darurat tetap lancar. Termasuk, layanan saat membantu jemaah haji yang sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: