Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW

Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW

Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW--instagram: moderat.jakarta

BACA JUGA:Pesan Ammar Zoni untuk Kedua Anak, Sebelum Ditangkap Dalam Kasus Narkoba Ketiga Kalinya

Orang yang mendapatkan hidayah, terbuka lapang dadanya dan terang mata hatinya, tertutup penglihatan dan pendengarannya maka tidak layak baginya masuk islam dengan paksa. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah berkata kepada bapakku dari Amr bin Auf, dari Syuraih, dari Abi Hilal, dari Asbaq ia berkata, “Aku dahulu adalah ‘abid’ (hamba sahaya) Umar bin Khattab dan beragama nasrani. Umar menawarkan islam kepadaku dan aku menolak. Lalu Umar r.a berkata: Laa Ikraha Fiddin, wahai Asbaq jika anda masuk islam kami dapat minta bantuanmu dalam urusan muslimin,”. 

Itulah salah satu sikap yang ditunjukkan oleh sahabat mulia Umar Bin Khattab r.a dalam menunjukkan komitmennya tentang toleransi kepada orang lain.

Ketiga, toleransi dalam hubungan antar masyarakat dan bernegara. Dalam hal ini terdapat beberapa hal konsep sikap toleransi yang harus ditunjukan umat islam yakni diantaranya :

1. Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terdapat non muslim dan dilarang menzalimi hak mereka. Sebagaimana firman Allah swt:

BACA JUGA:12 Adab Berbicara Dalam Islam, Nomor 1 Paling Pemting

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, menyebabkan kamu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksaNya (Al-Maidah : 2).

2. Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terang-terangan kepada kaum muslimin, diperbolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan mereka.

“Allah tidak melarang kamu terhadap orang yang tidak memerangi kamu pada agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negeri kamu, bahwa kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada mereka. 

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya hanya melarang kamu terhadap orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusir kamu, bahwa kamu menjadikan mereka teman. 

BACA JUGA:7 Adab Terhadap Teman Menurut Islam, Sudahkah Anda Terapkan

Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai teman, maka mereka itulah orang-orang yang dholim. (Qs Al-Mumtahanah : 8-9). 

Dari tafsiran ayat tersebut, artinya umat islam diperbolehkan berbuat baik dan tidak memusuhi umat islam dan selama tidak melanggar prinsip-prinsip terpenting dalam islam. Dan hal ini seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw dalam jual beli. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: