Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW

Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW

Belajar Toleransi yang Dicontohkan Rasulullah SAW--instagram: moderat.jakarta

BACA JUGA:Mulai 2024 Jepang Wajibkan Wisatawan dari Indonesia Tes TBC, Begini Informasinya

Allah Swt menegaskan yang dalam firmanNya, yang artinya “Maka janganlah kalian bersikap lemah dan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (Ali-Imran: 139).

Kaum muslimin dilarang ridho atau bahkan ikut serta merta dalam segala bentuk peribadatan dan keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin. 

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah swt dalam firmanNya: 

“Katakanlah: Wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah, dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah dan aku tidak menyembah apa yang kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku” (Al-Kafirun : 1-6). 

BACA JUGA:Zara Klarifikasi Minta Maaf dan Hapus Kampanye The Jacket yang Kontroversi Dituding Dukung Genosida Palestina

Dalam penjelasan surat tersebut, makna dari ayat-ayatnya menunjukan keluasan ajaran islam tidak memaksakan islam kepada orang lain, masing-masing melaksanakan tuntutan agamanya dan tidak mencampuradukan ajaran agama satu dengan yang lainnya.

Kedua, toleransi dalam beragama/hidup berdampingan dengan agama lain. Umat islam dilarang memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk islam. 

Karena tidak ada paksaan dalam agama. 

Allah Swt berfirman : “Tidak ada paksaan dalam agama (islam), (karena) sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (Syetan atau apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, sungguh dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 256).

BACA JUGA:Aktor Indonesia Iko Uwais Bakal Main Film Bareng Jet Li dan Ma Dong Sok, Bintang Ternama

Dalam penjelasan ayat di atas, islam adalah agama hidayah Allah Swt, oleh karena itu tidak dibenarkan adanya paksaan menganutnya. 

Apabila sudah menganutnya hendaklah melaksanakan ajarannya.

Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut menjelaskan:

Janganlah memaksa seorangpun untuk masuk islam. Islam adalah agama yang sangat jelas dan gamblang tentang semua ajaran dan bukti kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan seseorang masuk ke dalamnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: