Mulai 2024 Jepang Wajibkan Wisatawan dari Indonesia Tes TBC, Begini Informasinya

JEPANG, LINGGAUPOS.CO.ID - Tahukah kamu mulai 2024 JEPANG mewajibkan wisatawan dari Indonesia untuk melakukan tes TBC sebelum ke Negara mereka. Berikut ulasan selengkapnya.

Pemerintah Jepang mewajibkan bagi wisatawan yang berasal dari Indonesia dan lima Negara lainnya untuk melakukan tes TBC (Tuberkulosis) terlebih dahulu sebelum memasuki Negara Jepang mulai 2024.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Keizo Takemi, mengutip dari The Asahi Shimbun, ia mengatakan, bahwa banyak pasien TBC baru di Jepang berasal dari Negara-negara tersebut.

Adapun kelima Negara lainnya yang dimaksud adalah Filipina, Vietnam, Tiongkok, Nepal dan Myanmar.

BACA JUGA:Pesan Ammar Zoni untuk Kedua Anak, Sebelum Ditangkap Dalam Kasus Narkoba Ketiga Kalinya

Takemi menanggapi pertanyaan dari Kozo Akino, yaitu anggota mitra koalisi yang berkuasa, Komeito. Pada pertemuan Komite Majelis Tinggi untuk Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan.

Wisatawan dari Negara-negara tersebut akan diminati untuk melakukan tes TBC di institusi medis yang telah ditunjuk pemerintah Jepang sebelum mereka melakukan perjalanan ke Jepang.

Jika hasil tes mereka adalah positif, maka Jepang tidak akan mengeluarkan visa kepada orang yang dinyatakan positif TBC tersebut.

“Kami sedang melakukan persiapan implementasi secepatnya, kami berharap dapat memulainya pada tahun fiskal berikutnya” Ucap Takemi.

BACA JUGA:Ketiga Kalinya, Artis Ammar Zoni Kembali Ditangkap Dalam Kasus Narkoba

Sedangkan menurut menteri kesehatan, ada sebanyak 10,235 pasien TBC baru terdaftar di Jepang pada 2022.

Namun perlu diketahui jika tes tersebut wajib dilakukan bagi wisatawan yang akan melakukan kunjungan lebih dari tiga bulan. 

Disamping itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menanggapi terkait rencana pemerintah Jepang yang akan mewajibkan tes TBC bagi pelaku perjalanan dari Indonesia yang masuk ke Negeri Sakura.

Sandi menuturkan bahwa, hal tersebut sedang kami koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan, kata Sandi.

Sumber: