Hari Pahlawan, Sejarah Pahlawan Sultan Mahmud Badaruddin II Pahlawan Nasional yang Berasal dari Palembang

Hari Pahlawan, Sejarah Pahlawan Sultan Mahmud Badaruddin II Pahlawan Nasional yang Berasal dari Palembang

Hari Pahlawan, Sejarah Pahlawan Sultan Mahmud Badaruddin II Pahlawan Nasional yang Berasal dari Palembang--instagram: museum_smb

LINGGAUPOS.CO.ID - Menyambut hari pahlawan yuk simak Sejarah pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II yang berasal dari Palembang, namanya diabadikan sebagai nama Bandara dan ada dalam uang kertas.

Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan salah satu pahlawan nasional di Indonesia yang sekaligus menjadi sultan di Kesultanan Palembang Darussalam.

Sosok Sultan Mahmud Badaruddin telah berjasa dalam melawan kolonial Belanda dan Inggris yang menduduki kota Palembang.

Bahkan karena jasanya, selain gambar dirinya yang tercantum dalam mata uang kertas 10 ribu rupiah. Uang tersebut berbentuk 2 bilyet dengan tampak belakang merupakan Rumah Limas, rumah adat Palembang.

BACA JUGA:Perjalanan Para Pahlawan Mendapatkan Kabupaten Musi Ulu Rawas yang Akhirnya Diserahkan Oleh Belanda

Nominal uang Rp 10.000 bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II itu merupakan uang kertas yang beredar sebelum edisi keluaran 2022 dengan tampak depan tokoh pahlawan Frans Kaisiepo.

Selain itu, namanya juga diabadikan menjadi salah satu nama bandara di Indonesia yaitu Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Bandara tersebut terletak di Kecamatan Sukarame, Kelurahan, Kelurahan Sukaraja, Palembang, Sumatera Selatan.

Nah, untuk mengenal kiprah dan jasa dari pahlawan nasional yang berasal dari Palembang ini, simak ulasan artikel ini hingga akhir, ya.

Biografi Sultan Mahmud Badaruddin II

BACA JUGA:Kok Bisa, Nama-Nama Jalan di Belanda Ini Pakai Nama Pulau dan Pahlawan Indonesia, Berikut Buktinya

Sultan Mahmud Badaruddin II lahir di Palembang 1767. Nama kecilnya adalah dikenal dengan Raden Hasan Pangeran Ratu.

Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan sosok yang mahir dalam banyak bidang. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil memajukan bidang agama, pelayaran, pertanian, maupun diplomatik, melanjutkan dari masa pemerintahan ayahnya.

Ia juga beberapa kali menjadi pemimpin pertempuran dalam melawan Inggris dan Belanda, salah satu yang paling terkenal adalah Perang Menteng. Namun  sayangnya,  Belanda berhasil menguasai Palembang pada 14 Juli 1821.

Akibatnya, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Ia pun wafat di Ternate, pada 26  November 1852.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: