Sejarah Keramat Penjage Bengkal dan Dian Pematang Hijau di Musi Rawas, Asal Mula Desa Lubuk Tua

Sejarah Keramat Penjage Bengkal dan Dian Pematang Hijau di Musi Rawas, Asal Mula Desa Lubuk Tua

Desa Lubuk Tua dulunya berdiri kerajaan Lubuk Penjage.-dokumen-linggaupo.co.id

BACA JUGA:Lintasi 2 Kabupaten, Segini Panjang Tol Muara Enim-Lubuklinggau, Penghubung Tol yang Akan Diresmikan Jokowi

Diantaranya pertanian hasilnya berlimpah, perdagangan semakin lancar, negeri (Kerajaan) makmur dan aman. 

Sudah menjadi suatu tradisi setiap satu tahun sekali setelah panen di negeri (Kerajaan) Lubuk Penjage diadakan acara syukuran (Sedekah Bumi ) selama tujuh hari tujuh malam.

Ini sebagal ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh rakyat hadir dan juga negeri tetangga. 

Tidak lama setelah diadakanya pesta syukuran (sedekah Bumi), seluruh rakyat Lubuk Penjage kembali dirundung duka karena raja yang mereka banggakan, sayangi dan cintai meninggal dunia. 

BACA JUGA:Ini Penjelasan Hotel Grand Zuri Lubuklinggau Soal Video Viral

Rakyatpun berduyun-duyun menghantarkan raja mereka Kenayan keperistirahatan terakhir.

Raden Kenayan dimakamkan di Kecamatan Kelingi, dan makamnya dianggap keramat oleh masyarakat.

Oleh karena itu makam tersebut dinamakan dengan “Keramat Penjage Bengkal".  

Demikian artikel mengenai sejarah Kerajaan Lubuk Penjage yang saat ini daerah itu dikenal sebagai Desa Lubuk Tua, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: