Masjid Raya Abdul Kadim di Muba dengan Ciri Khas Kursi Patah, Ternyata ini Pemiliknya
Prof Dr Abdul Kadim pemilik Masjid Raya Abdul Kadim di Epil, Lais, Muba--
BACA JUGA:BSI Resmikan Masjid di Bakauheni, Perkuat Kontribusi untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kultur tanah yang harusnya ditimbun, dibuat menjadi kolam. Dihubungkan jembatan yang tertata sangat cantik dan menawan.
Masjid ini punya beduk besar. Bahkan salah satu yang terbesar di dunia. Diameternya sekitar 2,3 meter dan panjang 3,5 meter.
“Kulit sapinya saja kita datangkan dari New Zealand,” kata Prof Kadim bersama istrinya Hj Siti Maryam, dikutip dari sumaterekspres.di, Selasa 11 April 2023.
Tapi bukan itu yang jadi ciri khasnya. Ada sebuah kursi besar, dengan tinggi sekitar 9 meter di sisi kiri depan lapangan masjid. Bahannya kayu unglen.
BACA JUGA:Catat, ini Kegiatan Masjid Agung As Salam Lubuklinggau Selama Ramadan
Ornamen kursi patah atau broken chair ini sama persis dengan yang di Kantor PBB Jenewa, Swiss, yang didirikan pada 1997.
Kursi tinggi itu maknanya adalah kedudukan yang memiliki kekuasaan.
“Apabila seseorang duduk, haruslah menjalankannya dengan amanah dan jujur,” kata Prof Kadim yang memiliki lima anak putri itu.
Sedangkan salah satu kaki kursi patah sebagai simbol kedudukan tidaklah abadi. Baik itu jabatan maupun kekuasaan yang dimiliki.
BACA JUGA:Memperlancar Ibadah, Masjidil Haram Resmi Menggunakan Teknologi AI
“Kursi tertinggi ini kita daftarkan segera masuk rekor Muri,” kata pria yang merantau ke Jakarta sejak 1974 itu.
Kadim mengakui dirinya yang memberikan ide pembangunan masjid tersebut. Tapi idenya diterjemahkan dan direalisasikan oleh Dr Sunardi, seorang arsitektur handal sejak 2018 lalu.
Masjid cantik ini lengkap dengan kubah yang bagus, full marmer, dan ornament lain.
“Hampir lima tahun pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim ini,” bebernya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: sumateraekspres.bacakoran.co