Catat, Muhammadiyah Musi Rawas Rencanakan Salat Id 1444 H di Lokasi Berikut

Catat, Muhammadiyah Musi Rawas Rencanakan Salat Id 1444 H di Lokasi Berikut

Warga Muhammadiyah Lubuklinggau sebelum melaksanakan Salat Idul Adha 2022 lalu-Foto: Agung Perdana-

BACA JUGA:Muhammadiyah Rayakan Idul Fitri 1444 H Lebih Dulu dari Pemerintah? ini Penjelasan Haedar Nashir

Berkaitan dengan pelaksanaan Salat Id ini, Rusdi mengimbau kepada warga Muhammadiyah di Musi Rawas bisa Salat Id berjamaah di lokasi-lokasi tersebut. 

Sementara itu itu PDM Lubuklinggau belum memastikan lokasi Salat Id. "Masih didiskusikan," jelas dr Mast Idris Usman E, Ketua PDM Lubuklinggau. 

Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri 1444 H terlebih dahulu. Karena Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Fitri I Syawal 1444 H, pada Jumat 21 April 2023.

Kemungkinan Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri terlebih dahulu, seperti diungkapkan Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, pada 6 Februari 2023.

BACA JUGA:Penetapan Idul Fitri 1444 H Berpotensi Berbeda, Berikut Penjelasan Kemenag

Dalam Konferensi Pers di kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta, Muhammad Sayuti menjelaskan, awal Syawal atau Idul Fitri yang ditetapkan Muhammadiyah dengan pemerintah kemungkinan berbeda.

Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal, sementara pemerintah berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat,” jelasnya dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan.

BACA JUGA:Arus Mudik Balik Idul Fitri 1444 H, Ada One Way, Contra Flow dan Ganjil Genap Jalan Tol, ini Daftar Lengkapnya

Karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan. Karena perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru.

Haedar pun mendorong dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan penghargaan dan kearifan atas perbedaan.

“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nad perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai,” Imbuhnya. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: