Masturbasi Menurunkan IQ, Hoaks-kah?

Masturbasi Menurunkan IQ, Hoaks-kah?

Masturbasi dapat bermanfaat bagi kesehatan.-Instagram.com-

Namun, cairan serebrospinal hanya ada di dalam dan sekitar otak, serta sumsum tulang belakang. Cairan ini mengalir dalam ventrikel otak, batang otak, dan sekitar saraf tulang belakang.

Komposisi cairan serebrospinal yang normal adalah 99 persen air, sementara sisanya terdiri dari protein, glukosa sel mononuclear, elektrolit, enzim, dan sel darah putih (leukosit). Karena sebagian besarnya adalah air, cairan ini memiliki warna yang jernih atau bening.

BACA JUGA:Angin Topan, Bisa Terjadi Bila..?

Cairan serebrospinal dihasilkan oleh bagian otak yang bernama ventrikel, tepatnya oleh jaringan pleksus koroid. Selain itu sel-sel ependymal yang melapisi ventrikel juga memproduksi cairan ini dalam jumlah kecil.

Setelah diproduksi, cairan bergerak melalui ventrikel dan kemudian mengalir ke sekitar otak dan sumsum tulang belakang melalui ruang subarachnoid dan kanal tulang belakang. Melihat dari penjelasan tersebut, sulit mengaitkan cairan yang diproduksi di otak dengan kadungannya di sperma.

Lebih lanjut, menurut artikel SehatQ, kandungan yang ada di sperma mencakup protein, vitamin, dan mineral seperti zink, magnesium, dan potasium.

Sementara News Medical, menjabarkan kandungan air mani, yakni gabungan antara sperma dan cairan dari kelenjar prostat dan vesikula seminalis. Disebutkan kalau air mani mencakup asam sitrat, asam amino bebas, fruktosa, enzim, fosforilkolin, prostaglandin, kalium, dan zinc.

BACA JUGA:Yuk Ketahui 13 Manfaat Konsumsi Brokoli, Kandungan Gizi dan Cara Memasaknya

Tidak ada cairan serebrospinal dalam kandungan sperma maupun air mani yang dijabarkan oleh sumber-sumber yang kebanyakan dimonitor oleh Kementerian Kesehatan RI tersebut. Dengan demikian, bisa disimpulkan tidak ada kaitan antara sperma yang keluar ketika masturbasi dengan cairan otak.

Terlepas dari mitosnya, sebenarnya tidak ada efek samping masturbasi yang berbahaya secara fisik. Terkadang, masturbasi yang berlebihan atau kompulsif dapat dianggap berbahaya atau menyebabkan masalah kesehatan mental lainnya.*

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: