Percepat KLB, PSSI Tunggu FIFA

Percepat KLB, PSSI Tunggu FIFA

Presiden FIFA Gianni Infantino beserta jajaran mengunjungi kantor PSSI pada Selasa (18/10) lalu.-foto : twitter PSSI-

BACA JUGA:Pol Espargaro : Aleix dan Aprilia Tampil Super

Akmal Marhali, anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, menilai KLB adalah hak konstitusi PSSI bersama para anggota dalam lingkup football family. Tapi, menurut Akmal, KLB adalah langkah yang harus diambil ketika para pengurus PSSI bertanggung jawab secara moral untuk mundur. Faktanya, Exco PSSI memutuskan mempercepat KLB tanpa mengundurkan diri. ”Ketika (para pengurus PSSI) mundur, ada kekosongan kekuasaan. Di situ barulah diadakan KLB. Jadi, jangan dibuat melompat sehingga terjadi distorsi,” ucap Akmal.

Meski demikian, ada atau tidaknya KLB PSSI, Akmal berharap proses hukum pidana tetap berjalan. Siapa pun yang bersalah harus dihukum. ”Dan, saya tegaskan KLB bukan fokus kerja TGIPF. Itu ranah PSSI bersama pemilik suara berdasar konstitusi mereka. TGIPF tetap fokus dan mengawal pengusutan tragedi Kanjuruhan sampai tuntas,” tegas Akmal.

BACA JUGA:UFC Fight Night : Allen Bikin Kattar TKO, Brutalnya Gore Hajar Fremd

Pada bagian lain, Gilang Widya Pramana mundur dari posisinya sebagai presiden Arema FC. Mentalnya drop setelah jatuhnya 135 korban. ”Karena rasa kesedihan dan trauma yang mendalam, seperti jatuh rasanya, saya memutuskan untuk istirahat dari dunia sepak bola,” katanya di kantor Arema FC kemarin siang.

Gilang menganggap belum terlalu berhasil dalam menangani insiden kali ini. Karena itu, dia merasa tidak pas menyandang status presiden klub. ”Dan dengan situasi yang terjadi sekarang ini, saya merasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik. Sosok yang dirasa mampu dan bisa membawa Arema ini jadi tim yang solid, kuat, dan lebih baik,” ujarnya.

BACA JUGA:Lionel Messi : Musim Ini, Jauh Lebih Ganas!

Sebenarnya, Gilang menjadi sosok yang dianggap bisa membawa perubahan dalam Singo Edan. Sejak memimpin tim pada 7 Juni 2021, perbedaan sudah terlihat. Owner Juragan 99 Trans itu memberi bus untuk mobilitas skuad Singo Edan. Kemudian membangun mes mewah bagi para pemain di kawasan Lowokwaru, Kota Malang. 

Lantas, bagaimana nasib bus dan mes sepeninggal Gilang? Pria 33 tahun itu tidak mempermasalahkannya. ”Semua fasilitas yang sudah saya berikan kepada klub tetap dapat dimanfaatkan. Bus juga sudah saya hibahkan kepada klub,” kata suami Shandy Purnamasari itu. 

BACA JUGA:Ada 4 Rider Kandidat Peraih Penghargaan Aksi Salip Terbaik, Siapa Mereka..?

Setelah ini, Gilang tidak akan bersentuhan dengan dunia sepak bola. Tapi, bukan berarti dia lari dari tanggung jawab. Gilang memastikan siap membantu penyelesaian insiden Kanjuruhan. Mulai sisi hukum sampai bantuan kepada para korban. ”Meski per hari ini tidak ada di Arema FC, saya tetap punya tanggung jawab moral kepada Arema. Termasuk kepada korban luka dan meninggal. Saya siap bertanggung jawab,” tegasnya.

”Tapi, untuk sementara saya ingin fokus pada keluarga dan kegiatan di luar sepak bola,” tambah Gilang.

BACA JUGA:F1 2022 GP Meksiko : Kans Verstappen Ulangi Catatan Manis

Kini tidak ada pemimpin langsung dalam tubuh Arema FC. Lalu, siapa yang bakal menggantikan posisi Gilang? Berdasar info yang didapat Jawa Pos, Iwan Budianto disebut masih memiliki saham mayoritas klub. IB, demikian dia biasa disapa, memiliki 75 persen saham di Singo Edan. Tapi, kecil kemungkinan bagi IB menggantikan Gilang. 

Pihak direksi juga tidak mau terburu-buru dalam memilih pemimpin baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: