Erick Thohir Beberkan Alasan PSSI Layangkan Protes ke AFC Terhadap Kinerja Wasit Ahmed Al Kaf
Keputusan Kontrovesional Wasit Ahmed Al Kaf--instagram: ahmedalkaf_.referee
LINGGAUPOS.CO.ID - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, baru-baru ini membeberkan alasan di balik protes yang diajukan PSSI kepada AFC.
Protes ini berawal dari kontroversi yang terjadi dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Bahrain melawan Indonesia.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Internasional Bahrain ini berakhir dengan skor imbang 2-2, namun hasil tersebut memicu ketidakpuasan di kalangan pecinta sepak bola Indonesia.
Kontroversi Keputusan Wasit
BACA JUGA:Tanggapan AFC Terhadap Laporan PSSI Mengenai Kontroversi Wasit Ahmed Al Kaf
Salah satu alasan utama protes PSSI adalah kepemimpinan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, yang dianggap kontroversial.
Pada pertandingan tersebut, Timnas Indonesia sudah unggul 1-2 hingga menit-menit akhir berkat gol dari Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick.
Namun, ketika pertandingan memasuki waktu tambahan, keputusan wasit menjadi sorotan. Wasit memberikan tambahan waktu selama 6 menit, namun pada menit ke-90+9, Bahrain berhasil menyamakan kedudukan.
Wasit baru meniup peluit akhir setelah Indonesia melakukan kick-off kembali, yang membuat para pemain dan staf Timnas Indonesia melontarkan protes keras.
BACA JUGA:Keputusan Kontroversi Wasit Ahmed Al Kaf Pupuskan Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain
Reaksi PSSI dan Protes Kepada AFC
Setelah kejadian tersebut, PSSI dengan cepat mengajukan protes resmi kepada AFC. Erick Thohir menjelaskan bahwa meskipun Indonesia harus introspeksi diri, PSSI tidak akan tinggal diam terhadap ketidakadilan yang terjadi.
"Kita protes, surat protesnya langsung dikirim setelah pertandingan, dan saya juga mengirim surat kepada Ketua AFC untuk memohon agar masalah ini dipelajari," ujar Erick melalui akun media sosialnya.
Tuntutan Fair Play dan Kualitas Pertandingan
BACA JUGA:Shin Tae-yong: Keputusan Wasit Ahmed Al Kaf Semuanya Bias
Erick menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keadilan dalam pertandingan di level Asia. Ia menegaskan bahwa Asia harus setara dengan Eropa dalam hal kualitas pertandingan dan fair play.
Beberapa media internasional bahkan menyoroti kejadian ini dengan menyebut Indonesia "dirampok" di pertandingan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: