Klinik Utama Mata Silampari Sriwijaya Eye Centre Lubuklinggau Terapkan Teknologi Fakoemulsifikasi

Klinik Utama Mata Silampari Sriwijaya Eye Centre Lubuklinggau Terapkan Teknologi Fakoemulsifikasi

Direktur Utama Klinik Mata Silampari Sriwijaya Eye Centre Lubuklinggau, dr Wini Putria Marindah, SpM--

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID - Katarak merupakan kondisi yang mengganggu fungsi penglihatan yang ditandai dengan lensa mata yang menjadi keruh dan sulit ditembus cahaya, sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi buram bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.

Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa. Namun ada juga katarak secara kongenital atau katarak sejak lahir.

Lalu, mengapa katarak lebih sering terjadi pada usia lanjut?

Penyebab katarak yang paling umum adalah akibat proses penuaan yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar terdiri dari air dan protein.

BACA JUGA:Ini Obat Sirup yang Boleh Dikonsumsi

Namun, dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel. Bertambahnya usia bisa membuat lensa mata kekurangan fleksibilitasnya.

Perubahan karena pertambahan usia ini akan memecah jaringan di antara lensa dan membentuk daerah berawan di antara lapisan lensa. Katarak pada lensa mata ini akan mengganggu cahaya yang masuk.

Hal inilah yang menghambat bayangan yang tajam dan jelas mencapai retina, sehingga penglihatan menjadi kabur.

Setidaknya sekitar 2,4 juta orang mengidap katarak, dan angkanya terus bertambah satu persen tiap tahunnya. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara terbanyak pengidap katarak di Asia Tenggara.

BACA JUGA:Kalau Anak Sakit, Jangan Berikan Obat Sirup, Sudah Puluhan Nyawa Melayang

Menurut Direktur Utama Klinik Mata Silampari Sriwijaya Eye Centre Lubuklinggau, dr Wini Putria Marindah, Sp.M, menjelaskan katarak merupakan penyakit terbanyak dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 3.880 (41,7 persen) pasien sepanjang 2021, dan data terakhir pada September 2022 sebanyak 57 persen pasien dengan diagnosa katarak tertinggi dibanding penyakit mata yang lain.

dr Wini juga mengatakan pasien katarak paling banyak mengeluh : penglihatan / pandangan mata kabur (seperti terlihat awan/asap), penglihatan ganda, silau, dan penglihatan semakin kabur walau telah berganti-ganti kacamata.

Penyakit katarak, dapat diantisipasi dengan melakukan tiga tahapan pemeriksaan mata bertujuan untuk mendiagnosa penyebab dan gejala penyakit katarak sejak dini, diantaranya :

* Melakukan deteksi dini secara teratur dengan lakukan pemeriksaan mata ke dokter spesialis mata.

BACA JUGA:5 Khasiat Luar Biasa dari Mentimun Dicampur Madu, Kurangi Stres Salah Satunya

* Berhenti merokok dan makan makanan sehat (gizi seimbang),

* Lalu hindari konsumsi alkohol.

Penanganan untuk katarak hanya dengan melakukan operasi, karena hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan katarak.

Di Klinik Utama Mata Silampari Sriwijaya Eye Centre Lubuklinggau telah menerapkan metode fakoemulsifikasi.

BACA JUGA:Ini Lima Obat Sirup yang Dilarang oleh BPOM, Karena Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Kelebihan operasi dengan Metode Fakoemulsifikasi yakni, Ukuran insisi atau sayatan lebih kecil, tanpa suntikan, tanpa jahitan, waktu operasi yang lebih efisien dan cepat, perawatan pemulihan cepat, pasien langsung pulang setelah operasi.(*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: