Ayo Buka Puasa Asyura dengan Menu Bubur Asyura
Bubur Asyura--Facebook
LINGGAUPOS.CO.ID – Bubur Asyura adalah salah satu kuliner yang biasa disajikan di 10 Muharram, atau masih dalam suasana tahun baru Islam.
Lebih spesifik, sajian ini diasosiasikan dengan pelaksanaan puasa sunah di bulan pertama kalender Hijriah, yakni Muharram.
Di hari ke-10 bulan Muharram, umat Islam merayakan Hari Asyura yang ditandai dengan puasa sunah.
Bubur Asyura adalah bubur yang dibuat dengan berbagai bahan dan ramuan khusus untuk berbuka puasa pada hari itu.
BACA JUGA:8 Agustus Hari Kucing Sedunia, Berikut Fakta-fakta Terkait Kucing
Bubur asyura biasanya akan dimasak bersama, dan nantinya akan dibagi-bagi ke masjid maupun warga sekitar.
Bahan untuk memasakknya juga akan dikumpulkan dari masing-masing orang sebelum akhirnya dimasak bersama.
Tradisi memasak ini sudah membudaya karena mengandung makna filosofi yang kuat bagi umat muslim.
Dilansir dari beberapa sumber, Bubur Asyura atau Suro ternyata tidak hanya menjadi tradisi semata dalam menyambut Tahun Baru Islam, bubur asyura ternyata sarat makna.
BACA JUGA:Penghasilan Makin Banyak, Roy Citayam Gunakan Uang untuk Ini
Tradisi memasak bubur asyura merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah SWT.
Jika dirujuk menurut sejarah atau asal usulnya, bubur asyura ternyata sudah ada sejak masa Nabi Nuh kala bersama kaumnya yang beriman selamat dari banjir besar dengan menaiki perahu.
Dilansir dari berbagai sumber, dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari ‘asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”.
Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.
BACA JUGA:Jadwal dan Niat Puasa Tasua dan Asyura 2022
Kemudian Nabi Nuh berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”.
Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari ‘asyuro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: