
LINGGAUPOS.CO.ID – Antony Blinken selaku Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat mengatakan situasi yang terjadi di Timur Tengah saat ini lebih berbahaya jika dibanding pada tahun 1973 lalu ketika perang Arab-Israel pecah.
"Kita belum pernah melihat suatu situasi yang berbahaya seperti yang kita hadapi sekarang di seluruh kawasan sejak setidaknya 1973," ucap Blinken dalam konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Washington, pada Senin, 29 Januari 2024.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 31 Januari 2024. Blinken menyebut pada perang Yom Kippur atau Perang Oktober yang terjadi saat Mesir dan Suriah meluncurkan serangan terhadap Israel.
Saat itu kedua negara hendak mengambil kembali wilayah yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967.
BACA JUGA:Profil Herman Deru, Mantan Gubernur Sumatera Selatan yang Dilaporkan ke Mabes Polri
Kemudian, pada 1967 Israel mencaplok Semenanjung Sinai dari Mesir dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.
Saat bersamaan juga, Negeri Zionis juga mencaplok sejumlah besar wilayah Palestina termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.
Pada 1973 Mesir akhirnya berhasil merebut kembali Sinai, dan sementara Suriah gagal mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan.
Sebagaimana yang kita ketahui, wilayah-wilayah Palestina juga hingga saat ini masih diduduki Israel, kecuali Gaza yang akhirnya dikuasai oleh kelompok Hamas Palestina pada 2007 lalu, setelah dua tahun usai Israel menarik diri pada 2005.
Blinken ini juga dilontarkan setelah pangkalan militer AS di Yordania diserang milisi Irak.
Tiga prajurit Washington tewas dan lebih dari 30 lainnya luka-luka imbas serangan.
Bahkan Presiden AS Joe Biden bersumpah akan melakukan serangan balasan terhadap pihak-pihak yang mengambil nyawa prajuritnya itu.
Biden bahkan merancang dua scenario untuk membalas serangan yang sudah dilakukan oleh milisi bekingan Iran ini.