Sejarah Pertempuran Medan Area, Peperangan Melawan Sekutu Usai Merdeka, Begini Kisahnya
Pertempuran Medan Area merupakan perlawanan rakyat terhadap sekutu dan Nederlandasch Indische Civiele Administratie (NICA).-Ilustrasi-
LINGGAUPOS.CO.ID- Usai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertumpah darah masih terus terjadi di Tanah air dari pejuang rakyat untuk melawan para sekutu. Salah satunya Pertempuran Medan Area.
Meskipun kala itu Indonesia sudah merdeka dengan telah digunakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Namun sekutu masih ingin menguasai di berbagai wilayah Indonesia.
Sehingga terjadilah perlawanan rakyat terhadap sekutu, yakni yang terjadi di Medan, Sumatera Utara pada 1945 yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area.
Pertempuran Medan Area merupakan perlawanan rakyat terhadap sekutu dan Nederlandasch Indische Civiele Administratie (NICA).
BACA JUGA:Usai Kemerdekaan RI, Pemberontakan DI/TII Konflik Politik Pertama Indonesia, Ternyata Ini Pemicunya
Pertempuran berawal ketika Sekutu mendarat di Kota Medan pada 9 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly.
Kedatangan para tentara sekutu tersebut bertujuan untuk mengambil alih pemerintah. Hal itu memicu munculnya perlawanan rakyat di Kota Medan.
Namun, rakyat dan para pejuang di Sumatera Utara, khususnya Medan tidak tinggal diam melihat hal tersebut. Lantas, terjadilah konflik bersenjata yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area.
Kronologi Pertempuran Medan Area
BACA JUGA:Peristiwa Bandung Lautan Api: Sejarah Penting Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Pertempuran Medan Area ini terjadi tidak lama setelah Hari Kemerdekaan Indonesia. Dimana, rakyat Medan baru mendengar kabar proklamasi kemerdekaan Indonesia sepuluh hari setelah teks tersebut dibacakan.
Tepatnya, berita proklamasi sampai kepada Gubernur Sumatera, Teuku Moh. Hassan pada 27 Agustus 1945. Rakyat Medan pun menyambut gembira dan mereka membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Sementara, tiga hari sebelumnya yakni pada 24 Agustus 1945, pemerintah Kerajaan inggris dan Kerajaan Belanda telah menyepakati Civil Affairs Agreement.
Dalam persetujuan tersebut disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama Pemerintah Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: