Di Muara Sungai Rawas, Muara Lakitan ternyata Sungai Musi lebih berat timbangannya.
Ketika berada di Muara Kelingi, sungai Kelingi lebih berat dari Sungai Musi, maka pilihannya jatuh pada Sungai Kelingi.
BACA JUGA:Asal Mula Marga Proatin Lima Muara Beliti Musi Rawas, Gabungan 5 Dusun, Berikut Ulasannya
Di Muara Beliti diketahui timbangan Sungai Kelingi yang lebih berat, pelayaran Momot pun diteruskan ke hulu Sungai Kelingi.
Setelah tiba di Ulak Lebar, Momot berhenti berlayar dan tinggal disana untuk beberapa lamanya.
Di Ulak Lebar Momot numpang menetap di rumah Gindo Hilang Tengkuluk.
Lama-kelamaan Gindo yang memiliki putri yang bernama Dayang Ramelay dijodokan dengan Momot.
BACA JUGA:Kisah Dusun Muara Beliti Musi Rawas, Si Pahit Lidah Kecewa, Sumpah Mojomanis jadi Majapahit
Tak lama menikah Momot yang tujuannya untuk mengembara memohon ijinkepada metuanya Gindo Hilang Tengkuluk untuk melanjutkan pengembaraan untuk mencari tanah lain untuk menentap.
Gindo Hilang Tengkuluk tidak dapat mencega maksud Momot dan istrinya.
Gindo pun merestui dan berpesan, Momot diminta membawa ayam beruge putih, dan anjing kumbang.
Tujuannya apabila ayam berugo berkokok dan anjing kumbang menggonggong, maka di sanalah Momot dan istrinya harus berhenti.
BACA JUGA:2024 Tol Dibangun, Lubuklinggau ke Palembang Makin Singkat, ke Bengkulu Tol Lewati Terowongan
Sebab itulah suatu pertanda tanah tersebut baik dijadikan tempat tinggal. Pergilah Momot dan istrinya mencari tanah baru.
Dari Ulak Lebar mengikuti Sungai Malus, sampai di Kayu Penaka Caka Satang, terus kekemboyan bertemu dengan Sungai Nelang.
Momot melanjutkan mudik melewati Bukit Pucung sampai di sebaliknya terdapat Sungai Lakitan.