Tiba-tiba putranya terbangun dari tidur dan menangis minta makan.
Bujang Penulup bergegas ke pondok dan menggendong anaknya.
Tanpa disadari Bujang Penulup langsung ke dapur membuka tutup periuk nasi yang sedang mendidih.
Niat mau mengambil nasi untuk anaknya makan ternyata di dalam periuk hanya terdapat seurai padi.
BACA JUGA:Efek Positif Jika Tol Palembang – Bengkulu Sudah Jadi, Lubuklinggau Juga Mendapatkan Imbasnya
Bujang Penulup terkejutdan sadar telah melanggar pantangan dari istrinya.
Setelah istrinya pulang dari mencuci pakaian di sungai melihat tutup periuk nasinya sudah terbuka maka Seringgu Pisat menangis.
Karena dengan dilanggarnya pantangan itu menyebabkan mukjizat dimilikinya menghilang.
Semenjak itulah dia harus menanak nasi seperti orang biasa dijemur dan ditumbuk terlebih dahulu.
BACA JUGA:Atasi Stunting! Dinkes Lubuklinggau Berikan Makanan Tambahan dan Susu
Setelah menjadi beras baru dapat dimasak dan memasaknya harus disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga agar cukup.
Dengan demikian kebutuhan akan padi semakin banyak, sehingga persedian padinya semakin menipis.
Pada suatu hari Seringgu Pisat akan mengambil padi di lumbung, melihat padinya sudah sangat sedikit.
Tanpa sengajar dia melihat ada selendang di dasar lumbung.
BACA JUGA:Pelaku Penyerangan Polisi di Empat Lawang Diduga Anak Buah Bandar Narkoba, Diminta Menyerahkan Diri