Dahulu mereka miskin dan sengsara sedangkan sekarang mereka hidup dalam berkecukupan.
Hal ini disebabkan karena Seringgu Pisat mempunyai kelebihan atau mukjizat dapat menanak nasi cukup dengan padi satu urai (satu tangkai).
Dengan kesaktian ini, padi yang ada di lumbung tidak habis-habis.
Namun kemukijizatan dimilikinya ada pantangannya yang harus dipatuhi oleh Bujang Penulup dan Ibunya.
1. Apabila akan menanam padi harus memakai sesajen secukupnya.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel H Herman Deru Berharap Pelayanan Kesehatan Lebih Maksimal dan Sempurna Lagi
2. Apabila menuai ( Panen ) padi tidak boleh sambil bersiul.
3. Menuai (Panen ) padi tidak boleh memulai dari bagian atas batangnya.
4. Kemudian pada saat menuai (Panen) padi tidak boleh menunjuk dengan tuai (Ani-ani).
5. Pada Waktu menanak nasi tidak boleh dibuka tutup periuknya selagi mendidih.
BACA JUGA:Resmikan Musim Baru DBL, Menpora: Kontribusinya Nyata Terhadap Prestasi Basket Indonesia
6. Tidak boleh membuang sisa nasi.
Hidup berbahagia Bujang Penulup dan istrinya Seringgu Pisat berlangusung hingga mereka dikaruniai seorang anak laki-laki.
Konon menurut cerita pada suatu hari istri Bujang Penulup sedang pergi ke sungai untuk mencuci pakaian.
Sedangkan Bujang Penulup sendiri membersihkan rumput dekat pondoknya (Rumah).