Di lain pihak, Sebubur sebagai satu-satunya saudara laki-laki dalam keluarganya terus bertumbuh menjadi seorang pengembara sakti.
Dia menimba banyak ilmu kesaktian sebagai persiapan sebelum mewarisi tahta Kerajaan Ulak Lebar.
Karenanya Sebubur acap kali meninggalkan keraajaan. Dia mengembara dari satu negeri ke negeri lain.
BACA JUGA:Wisata ke Pantai Buatan di Lubuklinggau, Cukup Modal Rp7.000 Sudah Bisa Berjemur Seperti Turis
Menjalani pertapaan secara berulang, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, sekaligus menjadi ritual Sebubur dalam memperdalam ilmu kesaktian yang dimiliki.
Sultan Palembang adalah seorang raja yang sangat menginginkan untuk mempersunting Dayang Torek.
Sang sultan kemudian mengirim utusan ke Ulak Lebar dengan maksud meminang Dayang Torek.
Prosesi pinangan tersebut bertepatan dengan kepergian Raja Biku ke Negeri Cina sekaligus perjalanan Sebubur untuk menyusul ayahanda tercinta.
BACA JUGA:Ini Jadwal, Niat Puasa Asyura dan Tasu'a 2023, Cek di Sini
Keluarga istana mengalami kepanikan atas pinangan Sultan Palembang.
Dayang Torek menolak pinangan tersebut dan penolakan itulah yang kemudian menjadi pangkal permasalahan yang dihadapi Kerajaan Ulak Lebar.
Sultan Palembang merasa tersinggung atas penolakan Dayang Torek serta memutuskan untuk menculiknya dengan menggunakan tangan Raden Bintang.
Kerajaan Ulak Lebar merasa terhina dan berduka secara mendalam atas kejadian tersebut.
Lama berlalu, Sebubur pun kembali dari perjalanan panjangnya menyusul keberangkatan Raja Biku.
Dia kembali ke Ulak Lebar dengan tangan hampa karena tidak mampu membawa Raja Biku.