Lubuk tersebut berada tepat di bawah jembatan terletak di Dusun Linggau Kelurahan Linggau Kecamatan Lubuklinggau Barat I.
Lubuk itu kecil dan dalam serta air di atasnya sangat tenang. Tidak pernah ada batu yang menutupi lubuk tersebut.
Pada zaman dahulu daerah di sekitar Lubuk tersebut dikenal dengan nama Dusun Linggau. Sekarang, menjadi nama sebuah kota, yakni Kota Lubuklinggau.
Peneliti budaya di Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, Hasanadi menulis, zaman kerajaan dahulu, Lubuklinggau banyak melahirkan pendekar memiliki ilmu kesaktian tinggi.
BACA JUGA:PT Bara Sentosa Lestari Sukses Gelar Pelatihan Vokasi Driver DT, Mekanik dan Administrasi
Kala itu, siapa yang paling tinggi ilmu kesaktiannya maka dialah yang berkuasa.
Kemampuan ilmu beladiri mumpuni serta keterampilan dalam memperbuat hal-hal berada di luar akal sehat manusia merupakan ukuran penting.
Sehingga seseorang dihargai di tengah masyarakat, karena, salah satu tujuan hidup di masa itu, menguasai berbagai ilmu kesaktian.
Walaupu untuk mendapatkan kesaktian seeorang harus melalui berbagai rintangan serta bahaya mengancam nyawa.
BACA JUGA:Kabar Duka, Jemaah Haji Asal BTS Ulu Musi Rawas Meninggal Dunia di Mekah
Bahkan kala itu orang tidak akan berhenti mencari ilmu kesaktian sebelum tersohor di berbagai pelosok.
Kala itu ada seorang pemuda bernama Linggau, putra mahkota kerajaan. Linggau merupakan putra kesayangan baginda, seorang raja dikenal arif serta bijaksana.
Linggau merupakan tumpuan harapan istana, penerus serta pewaris kejayaan kerajaan di masa depan.
Di luar istana, rakyat kerajaan di lembah Bukit Sulap hidup damai dan sejahtera. Mereka mencukupi seluruh kebutuhan hidup dengan mengolah serta memanfaatkan berbagai hasil yang telah disediakan alam.
BACA JUGA:Sudah 16 Jemaah Haji Embarkasi Palembang Meninggal Dunia di Arab Saudi
Rakyat menjalani kehidupan dengan penuh suka cita serta senantiasa merasa dinaungi oleh keluarga istana.