Kadim mengakui dirinya yang memberikan ide pembangunan masjid tersebut. Tapi idenya diterjemahkan dan direalisasikan oleh Dr Sunardi, seorang arsitektur handal sejak 2018 lalu.
Masjid cantik ini lengkap dengan kubah yang bagus, full marmer, dan ornament lain.
“Hampir lima tahun pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim ini,” bebernya.
Dia bersama keluarga berharap masjid ini terus makmur. Harapannya dapat dijaga dan dikelola masyarakat setempat dengan baik.
BACA JUGA:BSI Resmikan Masjid di Bakauheni, Perkuat Kontribusi untuk Pertumbuhan Ekonomi
“Kita juga membangun rumah tahfidz,” jelasnya.
Kini rumah tahfiz itu telah memiliki 48 anak dengan guru seorang Hafiz Quran dari Kota Aceh.
“Saya berharap lahir qori dan qoriah asal Desa Epil,” bebernya.
Yang luar biasa lagi, masjid ini juga memiliki ruang serba guna, minimarket, tempat kopi, serta pertashop.
BACA JUGA:Catat, ini Kegiatan Masjid Agung As Salam Lubuklinggau Selama Ramadan
Dengan harapan, usaha-usaha itu dapat tumbuh dan berkembang hingga menghidupi operasional masjid itu, Selama ini, dana operasional masih disubsidinya.
“Ke depan, kita inginnya masjid ini bukan hanya jadi tempat beribadah semata. Tapi juga objek wisata religi. Masyarakat bisa mampir, berfoto, belanjar sesuatu dan viral,” tuturnya.
Prof Kadim berkeinginan mengajarkan moral dan agama sejak dini masyarakat Desa Epil. Menurutnya, itu kunci sukses hidup dunia dan akhirat.
“Seorang muslim harus mampu meraih kehidupan dunia dan akhirat,” tegas dia.
BACA JUGA:Memperlancar Ibadah, Masjidil Haram Resmi Menggunakan Teknologi AI
Masjid ini salah satu wujud komitmennya membangun desa kelahirannya.