Kamar RS Penuh, Dzakiya Singgah ke Kelas Rawat Lebih Tinggi Tanpa Selisih Biaya

Jumat 10-03-2023,17:02 WIB
Reporter : Agung Perdana
Editor : Endang Kusmadi

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID - Kisah ini datang dari seorang peserta dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Berbekal Kartu Identitas Anak (KIA), Riantika (32) membawa Dzakiya Rikza Tunnisa, buah hati kesayangannya ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah pada Jumat (10/03).

Ketika dibawa ke UGD, Dzakiya pada saat itu dalam kondisi demam tinggi dan muntah-muntah yang telah menginjak hari ketiga.

Riantika khawatir anaknya akan mengalami kejang-kejang jika dibiarkan, sehingga akhirnya ia terpaksa menyerahkan anaknya untuk ditangani dokter di rumah sakit.

“Awalnya saya pikir Dzakiya hanya demam biasa, satu atau dua hari akan sembuh. Sayapun sudah memberikan obat penurun demam, namun demam tak kunjung turun. Karena kondisi anak saya semakin lemas dan mengkawatirkan akhirnya saya membawa Dzakiya ke RSUD Siti Aisyah sebagai peserta JKN. Selain muntah-muntah juga tidak mau makan sehingga kondisi tubuhnya sangat lemas,” ucap Riantika.

Berdomisili di Kelurahan Taba Pingin, jarak rumah Riantika dengan RSUD Siti Aisyah cukup dekat sehingga memudahkan Riantika untuk segera membawa Dzakiya berobat. Riantika mengungkapkan bahwa dirinya harus bergantian menjaga Dzakiya di rumah sakit dengan suaminya, karena anak pertamanya yang berumur satu setengah tahun juga tidak bisa ditinggal lama-lama di rumah.

“Petugas rumah sakit kemarin bilang kamar di ruang rawat inap kelas 2 penuh, sehingga Dzakiya dititipkan di kamar rawat inap Kelas 1. Sontak saat itu saya gelisah karena khawatir akan ada tambahan biaya untuk selisih kamar yang naik satu tingkat, namun petugas administrasi RSUD Siti Aisyah menenangkan saya bahwa tidak akan dikenakan iur biaya tambahan,” ucap Riantika lega.

Ia bersyukur anaknya segera ditangani dengan cepat. Pasalnya, demam yang dialami oleh anak-anak dapat berbahaya jika diikuti dengan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Riantika terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) Kelas 2 dari perusahaan suaminya. Ini merupakan kali kedua Riantika menggunakan kartu JKN. Sebelumnya anak pertamanya juga pernah dirawat di RSUD Siti Aisyah.

“Setelah dirawat, kondisi anak saya sekarang sudah menunjukkan kemajuan, Dzakiya sudah mulai mau makan dan demamnya juga sudah mulai turun. Di sini penanganan dari dokter cepat, respon perawat juga cepat dan ramah, kelas hak perawatan penuh cepat dicarikan kamar yang lebih tinggi di atasnya, bukan diturunkan kelasnya. Sebagai peserta JKN, saya sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit,” ucap Riantika.

Riantika juga menyampaikan bahwa tidak ada kendala administrasi di rumah sakit, tidak ada permintaan petugas administrasi untuk fotokopi KIA, Kartu Keluarga (KK), atau fotokopi akta kelahiran ketika berobat. Cukup dengan menunjukkan KIA saja Dzakiya sudah dapat dilayani sebagai peserta JKN.

“Saya merasa sangat terbantu dengan keikutsertaan saya dan keluarga pada program pemerintah ini. Tidak ada pembedaan perlakuan dengan pasien umum, kualitas layanan di sini sudah sangat baik. Berobatpun praktis tidak perlu bawa berkas-berkas fotokopi,” kata Riantika dengan puas.

Walaupun berobat menjadi lebih mudah, namun Riantika berharap ini merupakan kali terakhir dirinya dan keluarga menggunakan kartu JKN.

“Semoga setelah ini, saya dan keluarga sehat terus jadi tidak perlu memanfaatkan Program JKN. Program mulia ini sangat berarti kehadirannya bagi yang membutuhkan jaminan kesehatan, dengan manfaatnya yang begitu besar semoga dapat terus berkelanjutan untuk ke depannya,” ucap Riantika.(*)

 

 

Kategori :