Mengenang Desember Kelam di Negeri Silampari (1)

Mengenang Desember Kelam di Negeri Silampari (1)

Lanskap Sungai Kelingi dengan Bukit Sulap di Bumi Silampari--

(5) Wasek-2  : Drs. Lukman Effendi (Kabag Humas); 

(6) Anggota:   A. Madjid Usul, H. Bachtiar Amin, H. Lambun, Selamat Sucipto, H. Kodar, Argani Taram, Zainal Abidin Rasjip, Arpan Abdullah dan Zainal Arifin.    

(7) Pembantu Umum: Sahir Banjar, BA dan Drs. Hamdani serta M. Yasin. 

Menurut Drs. H. Sofian Zurkasie yang saat itu ditunjuk sebagai sekretaris Tim (wawancara 22-01-2024), dalam kurun waktu 53 hari dengan beberapa kali diskusi terbatas, Tim berhasil menyusun dokumen naskah akademik yang ditandatangani Bupati Syueb Tamat pada tgl 28-1-1987. 

BACA JUGA:Lumpuh Tapi Tak Ada Dana Operasi, Korban Ditikam Suami Karena Judi Online di Musi Rawas Utara Dibawa Pulang

Jika kita telaah secara saksama dan kita komparasikan dengan dokumen resmi lainnya, maka naskah ini adalah  penyempurnaan naskah Penentuan Hari Jadi Kab. Dati II Musirawas yang tertuang di dalam Kpts. Bupati Musirawas No. 47/Kpts/Huk/1978 tanggal 28 Agustus 1978 pada era Bupati H. Mochtar Aman. 

Adapun klasifikasi episode perjuangan rakyat Bumi Silampari di dalam naskah tersebut terinci atas 4 episode, yakni: (1) Era Kolonial Belanda, (2) Era Pendudukan Jepang, (3) Era Merebut Kemerdekaan, dan  (4) Era Mempertahankan Kemerdekaan.

B. Episode Perjuangan Berdarah

Sepanjang pelacakan dokumen yang ada dan cerita para pelaku sejarah yang berhasil dikumpulkan dari para narasumber dalam rapat tersebut, jika dirangkum dalam periodesasi waktu, setidaknya terdapat 4 episode perjuangan berdarah yang lebih tepat disebut sebagai "jihad fisabilillah". 

BACA JUGA:Cerita Korban Ditikam Suami Karena Judi Online di Musi Rawas Utara: Saya Pikir Sudah Meninggal Dunia

Istilah jihad fisabilillah ini, menurut Ustadz Salim A. Fillah lebih bermakna sebagai perjuangan semesta para mujahidin muslim yang melawan penjajah kolonial Belanda, Inggris, Portugis dan Jepang si kafir laknatullah. Dan perlawanan rakyat semesta ini terjadi di seluruh wilayah Kesultanan  Islam yang kelak menjadi NKRI. 

C. Perang Merebut Kemerdekaan

Perlawanan rakyat Silampari ini terutama terjadi di era Tanam Paksa (Cultuurstelsel) antara 1830-1870 dan pasca-tanam paksa (1870-1916). 

Tercatat ada dua perang jihad yang sangat monumental bagi rakyat Silampari, yakni:  (1) Perang Gerilya Ulaklebar (1887) dan (2) Perang Gerilya Gelambit Rawas  (1916). 

BACA JUGA:Kakek 72 Tahun di Musi Rawas Jatuh dari Pohon Duren, Saat Ditemukan Begini Kondisinya

C.1. Perang Jihad Ulaklebar

Perang jihad ini terjadi sekitar tahun 1887 di Dusun Ulaklebar,  yakni  sebuah kawasan pedusunan yang berada di lembah kawasan Bukit Sulap (Lubuklinggau), di sepanjang aliran sungai Kelingi, Kesie dan Ketue.  

Perang ini dipimpin oleh seorang tokoh pejuang bernama Depati Said yang gugur di medan jihad. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: