WOW! Presiden Prabowo Tarik Hutang Baru Rp775 T Pada 2025, Ini Rinciannya

Selain secara nominal, kenaikan juga terjadi pada rasio hutang terhadap produk domestic bruto (PDB) dari 38,55 persen menjadi 38,66 persen.

Jika dirinci, mayoritas utang pemerintah berupa surat berharga negara (SBN) senilai Rp7.550,7 triliun atau setara 88,22 persen dari total uang. Sedangkan Rp1.009,66 triliun atau 11,79 persen sisanya merupakan pinjaman.

Dari total hutang SBN, nominal SBN per akhir Oktober 2024 sebesar Rp6.606,68 triliun, yang terdiri dari Surat Utang Negara Rp5.104,38 triliun dan Surat Berharga Syariah negara (SBSN) sebesar Rp1.502,30 triliun.

Sedangkan nilai SBN valuta asing sebesar Rp944,02 triliun, terdiri dari Surat Hutang Negara Rp912,61 triliun dan SBSN Rp31.41 triliun.

 

Selanjutnya, utang berupa pinjaman pemerintah terdiri dari pinjaman dalam negeri sebesar Rp42,25 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp967,41 triliun.

Pemerintah sendiri mengutamakan pengadaan hutang dengan jangka waktu menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif.

Per akhir Oktober 2024, profil jatuh tempo hutang pemerintah Indonesia disebut cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ ATM) di 8 tahun.

Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI 

Sumber: