Isi Pidato Bung Tomo: Kobarkan Semangat Pertempuran 10 November 1945

Isi Pidato Bung Tomo: Kobarkan Semangat Pertempuran 10 November 1945

Isi Pidato Bung Tomo: Kobarkan Semangat Pertempuran 10 November 1945--Wikimedia Commons

LINGGAUPOS.CO.ID - Bung Tomo, salah satu pahlawan nasional Indonesia, dikenal dengan pidatonya yang menggugah semangat rakyat dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. 

Isi pidato Bung Tomo memiliki makna yang dalam dan menjadi simbol perjuangan serta keberanian dalam melawan penjajah.

Pada masa itu, Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda dengan bantuan tentara Sekutu berusaha kembali menguasai Indonesia, khususnya Surabaya. 

Di tengah ancaman tersebut, Bung Tomo tampil sebagai pemimpin yang berani dan mengobarkan semangat perlawanan melalui pidato-pidatonya yang disiarkan melalui radio.

BACA JUGA:Biografi Tuanku Imam Bonjol, Sosok Kebanggan Masyarakat Minangkabau

Isi pidato Bung Tomo terkenal dengan kata-kata yang penuh semangat dan keberanian. Salah satu bagian yang paling terkenal adalah:

"Kita lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: Merdeka atau Mati!" Kalimat ini mencerminkan tekad yang kuat dan semangat pantang menyerah. 

Bung Tomo mengajak rakyat Surabaya untuk tidak gentar menghadapi musuh, meskipun mereka dilengkapi dengan persenjataan yang lebih modern dan canggih.

Dalam pidatonya, Bung Tomo juga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi ancaman dari luar. Pidato Bung Tomo juga berisi seruan untuk mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. 

BACA JUGA:Biografi Jenderal Sudirman, Pemimpin Strategi Gerilya yang Mendunia

Ia mengingatkan rakyat Surabaya bahwa perjuangan mereka adalah bagian dari perjuangan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Bung Tomo mengatakan:

"Saudara-saudara, kita bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Oleh karena itu, jangan sekali-kali menyerah kepada siapapun yang ingin merampas kemerdekaan kita."

Dalam pidatonya, Bung Tomo tidak hanya membangkitkan semangat juang, tetapi juga memberikan instruksi dan strategi untuk melawan musuh. 

Ia mengajak rakyat Surabaya untuk bersatu dan saling membantu dalam mempertahankan kota mereka. Bung Tomo menyadari bahwa kekuatan mereka terletak pada persatuan dan keberanian setiap individu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: