Kisah Pahlawan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih

Kisah Pahlawan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih

Kisah Pahlwaan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih --

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Berikut adalah kisah yang sangat luar biasa dari tokoh bernama Andi Depu, seorang pejuang wanita dengan keberanian yang luar biasa. Berikut kisah lengkapnya.

Ada banyak pahlawan wanita Indonesia dengan kisah-kisah perjuangan yang sangat luar biasa dari masa ke masa.

Kali ini kita akan mengulas kisah luar biasa dari pahlawan wanita asal Sulawesi Barat, Ibu Agung Hajjah Andi Depu.

Dalam kisahnya diceritakan bahwa Andi Depu ini berhasil mempertahankan wilayahnya dari penaklukan Belanda hingga keberanian hebat lainnya.

BACA JUGA:Mengenal Sosok Rohana Kudus, Jurnalis Wanita Pertama di Indonesia Hingga Bergelar Pahlawan, Begini Kisahnya

Bahkan, semasa perjuangannya, Andi Depu yang berhasil mempertahankan daerah Tinambung, polewali Mandar, dari penjajahan Belanda. Ia pernah dipenjara selama 3 tahun hingga nyaris dipenggal.

Kisah Andi Depu akan kita mulai dengan membicarakan latar belakangnya. Jadi, Andi Depu Maraddia Balanipa, adalah Raja Balanipa ke 52, juga dikenal Puang Depu Maraddia Balanipa atau Ibu Agung. 

Dia lahir di Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Agustus 1907. Dia adalah seorang pejuang wanita asal Indonesia yang berhasil mempertahankan Tinambung, Polewali Mandar dari penaklukan Belanda.

Ayahnya adalah La’ju Kanna Idoro, seorang Raja Balanipa ke-50 sementaar ibunya bernama Samaturu.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Sosok RA Kartini, Pahlawan Pejuang Kaum Wanita, Begini Perjalanan Hidupnya

Walaupun berasal dari keluarga kerajaan, pendidikan yang ditempuh Andi Depu sangat terbatas. Namun Andi Depu tak diam saja ia menggunakan waktu luangnya dengan bergaul bersama rakyat dan memperdalam agamanya.

Mengutip dari buku berjudul Puang & Daenga: Sistem Nilai Budaya Orang Balanipa-Mandar, karya Darmawan Mas’ud Rahman.

Diceritakan saat itu Andi Depu baru saja selesai melaksanakan salat dhuha. Pengawal istana yang melihat Belanda hendak menurunkan bendera merah putih langsung mengadu pada Andi Depu.

Mendengar adanya laporan tersebut Andi Depu langsung beranjak dari tempatnya kemudian beralri ke tiang bendera sambil berseru “Allahuakbar”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: