Sejarah Kuda Lumping, Banyak Dijumpai di Lubuk Linggau dan Musi Rawas

BACA JUGA:Calon Anggota Kuda Lumping di Musi Rawas Dirudapaksa, Modusnya Ritual, Satu Keluarga Terlibat

Khususnya untuk pasukan berkuda Pangeran Diponegoro yang kala itu melawan penjajahan Belanda.

Nah seiring berjalannya waktu, pertunjukan kesenian Kuda Lumping mengalami perkembangan dengan penambahan unsur spiritual.

Sumber lain mengatakan, kesenian Kuda Lumping merupakan warisan Wali Songo Sunan Kalijaga.

Tarian tradisional tersebut terinspirasi perjuangan Sunan Kalijaga bersama Raja Kerajaan Demak Raden Patah melawan penjajah Belanda.

BACA JUGA:Wajib Tahu! Inilah Batas Terakhir Potong Kuku dan Rambut Bagi yang Berkurban Idul Adha 2024, ini Ketentuannya

Selain itu, Kuda Lumping merupakan kesenian yang terinspirasi dari kisah Sultan Hamengkubuwono I bersama Raja Mataram mengusir penjajah Belanda.

Dari banyaknya sumber yang menulis sejarah kesenian Kuda Lumping, mayoritas mengatakan berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Walaupun asal usulnya masih menjadi misteri, tapi kesenian Kuda Lumping saat ini sudah sangat populer di Indonesia.

Di Kota Lubuk Linggau dan Musi Rawas sendiri, kesenian Kuda Lumping selalu dinanti masyarakat.

BACA JUGA:Ngeri, Pria di Empat Lawang Tewas Bersimbah Darah Saat Sedang Makan Bakso, Kok Bisa?

Hampir setiap kali adanya penampilan kesenian Kuda Lumping di Lubuk Linggau dan Musi Rawas, selalu dipadati penonton.

Di samping itu, waktu kemunculan Tari Kuda Lumping ini tak bisa dipastikan.

Meskipun belum jelas kapan munculnya Kuda Lumping yang sebenarnya. Namun sebuah buku berjudul History of Java karangan Thomas Stamford Raffles terbit pada tahun 1817, diduga membicarakan tarian Kuda Lumping.

Dalam buku tersebut, juga dijelaskan mengenai pertunjukan tarian menggunakan kuda imitasi di Tanah Jawa.

Sumber: