Sejarah Kuda Lumping, Banyak Dijumpai di Lubuk Linggau dan Musi Rawas
Sejarah Kuda Lumping, Banyak Dijumpai di Lubuk Linggau dan Musi Rawas-Tangkap Layar-Facebook Burok PKM
LINGGAUPOS.CO.ID – Kesenian tradisional Kuda Lumping atau sering juga disebut Jarang Kepang tak asing lagi di kalangan masyarakat Kota Lubuk Linggau maupun Musi Rawas di Provinsi Sumatera Selatan.
Kesenian Kuda Lumping di Kota Lubuk Linggau dan Musi Rawas bisanya sering ditanggap (disewa) pada saat pesta khitanan maupun resepsi pernikahan.
Saat ini kesenian Kuda Lumping di Kota Lubuk Linggau dan Musi Rawas sedikit lebih modern dibandingkan sebelumnya.
Hampir rata-rata pemilik Kuda Lumping saat ini melengkapi peralatan main mereka dengan sound system selain gamelan. Dulunya kesenian Kuda Lumping hanya menggunakan Toa sebagai pengeras suara.
Ada yang menyebut, asal usul Tari Kuda Lumping berkaitan dengan mistis. Konon Kuda Lumping atau Jaran Kepang merupakan salah satu bagian dari ritual menolak bala atau kesialan.
Bencana maupun musibah yang dirasakan masyarakat zaman dulu dipercaya bukan terjadi secara alami.
Nah tahukah kalian dari mana asal usul kesenian Kuda Lumping sebenarnya yang saat ini banyak ditemukan di Kota Lubuk Linggau dan Musi Rawas?
Hingga saat ini, belum ada sumber yang menyatakan dari mana asal usul pasti kesenian Kuda Lumping.
BACA JUGA:Pemain Dirudapaksa, Ritual Sesat Kuda Lumping di Musi Rawas, Para Korban Silahkan Melapor
Ada yang sebagian menyebut kesenian Kuda Lumpung berasal dari Jawa Timur dan ada juga mengatakan dari Jawa Tengah. Yang pasti bukan dari Sumatera Selatan ya Guys.
Bahkan laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis, kesenian Kuda Lumping berasal dari sekitar daerah Yogyakarta.
Hal tersebut diungkapkan Monika Proba, peneliti seni asal Kanada yang tinggal di Warsawa, Polandia.
Menurut Monika, kesenian Kuda Lumping awal mulanya merupakan sebuah pertunjukan digunakan untuk mencerminkan semangat perlawanan dan perjuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: