Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (4)

Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (4)

Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (4)--

BACA JUGA:Karangketuan: Jejak Antropologis dan Kisah Heroiknya (1)

Di tengah dusun di pinggir jalan, terdapat lahan milik Cina seluas satu hektaran. Ketika terbit PP No. 10 Tahun 1959 yang mengharamkan Cina memiliki aset tanah dan berdagang di wilayah Daerah Swatantra Tk. I (provinsi), Tk. II (kabupaten) dan Tk. III (kecamatan), maka pada era Bupati Zainal Abidin Ning diambil alih pemerintah, dan kini menjadi Kompleks SDN No.62, rumah Dinas Pengairan dan rumah Dinas Pertanian).

Persis di sebelah Balai Kelurahan kini, tepatnya di mulut gang menuju SMP 11 Lubuklinggau, terdapat satu rumah berdinding papan dengan balai-balai agak luas. 

Itulah rumah Mang Barim, seorang perantau yang diduga penunggu kebun/ sawah milik Haji Somad Mantap (mantan Bupati Mura). 

Tidak banyak diketahui sosok Mang Barim dan dari mana asal-usulnya. 

BACA JUGA:Peningkatan Kompetensi Petugas: Kunci Utama Rehabilitasi Narapidana

Namun diduga kuat, beliau pendatang yang berasal dari kawasan Gumay Ulu atau Kikim, yang telah lama mukim di Karangketuan, mungkin tak lama setelah pembukaan Kolonisasi Mirasi. 

Kembali ke awal kisah, patut diduga bahwa kelancaran tim Tri Surveyor (Sumbat, Uni, Kisum) di kala mencari calon lokasi pekarangan dan bernegosiasi dengan Sdr. Bachtiar Amin, tidak lepas dari peran Mang Barim dengan kekuatan networkingnya. 

Agaknya Mang Barim adalah sosok dermawan yang hambel dan penuh empatisme dalam menolong siapa pun. 

Bayangkan! Selama hampir tiga bulanan, seluruh keluarga yang baru sampai dari Kikim itu, ditampung di rumah Mang Barim dengan penuh kehangatan. 

BACA JUGA:Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi Narapidana

Dan atas saran beliau, lahan seluas 2 hektaran yang telah dibeli secara patungan itu, lalu dikavling merata untuk 18 KK. Per kavlingnya sekitar 9 x 125 meter. 

Setelah para surveyor itu kembali ke Dusun Lubuktube-Kikim, tugasnya semakin berat. 

Yakni, meyakinkan KK yang belum mantap merantau, menjual aset masing-masing, dan mengangkut properti utk membangun rumah baru. 

Bahan ramuan rumah baru itu, terutama adalah plupuh untuk dinding yang disiapkan dari dusun asal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: