Rupiah Melemah, Inflasi di Indonesia Meningkat, Harga Jual Dolar AS Tembus Rp16 Ribu, Begini Nasib RI

Rupiah Melemah, Inflasi di Indonesia Meningkat, Harga Jual Dolar AS Tembus Rp16 Ribu, Begini Nasib RI

Dolar AS dan uang rupiah.--Instagram @unexplnd

LINGGAUPOS.CO.ID – Nilai tukar rupiah atau kurs terhadap dolar AS terus mengalami tekanan pada Selasa, 2 April 2024.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 3 April 2024, nilai tukar rupiah yang dibuka melemah di tengah kenaikan inflasi domestic yang juga mengundang kekhawatiran pasar terhadap perkembangan ekonomi dalam negeri.

Melansir dari data Refinitiv menunjukkan pada pukul 09.14 WIB pada Selasa, 2 April 2024, rupiah diperdagangkan di level Rp15.955/dolar AS hampir tembus Rp16 ribu.

Menurut informasi, pada awal perdagangan Selasa pagi itu, rupiah merosot hingga 67 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.962 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.895 per dolar AS.

BACA JUGA:Ketupat Identik dengan Hari Raya, Rupanya Begini Sejarah dan Maknanya

"Data inflasi bulan Maret yoy terlihat kembali naik. Inflasi yang meninggi bisa menurunkan daya beli masyarakat. Ini bisa mengundang kekhawatiran pasar terhadap laju perekonomian dalam negeri," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra.

Menurut laporan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan pada Maret 2024 hingga 3,05 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Selain itu juga, Ariston menurutkan kekhawatiran pasar juga ditambah dengan prospek inflasi tahun depan yang mana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik dari 11 persen menjadi 12 persen.

Pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh data PMI Manufaktur AS yang mengalami ekspansi.

BACA JUGA:Resep Kue Lapis Surabaya, Empuk dan Cantik Cocok untuk Hidangan Lebaran 2024

"Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini setelah data PMI Manufaktur AS versi ISM bulan Maret di luar dugaan menunjukkan ekspansi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang menunjukkan kontraksi," ujarnya.

Menurut informasi, PMI Manufaktur AS pada Maret 2024 tercatat hingga 50,3 yang mana lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 47,8.

Atas hasil dari PMI yang mengejutkan ini, ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga acuan AS datang lebih cepat dapat menurun sehingga mendorong penguatan dolar AS kembali terhadap nilai tukar.

Sementara itu, Wahyu Widodo selaku Ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip) menyebut tekanan terhadap daya beli masyarakat imbas dari pelemahan nilai tukar rupiah tersebut akan terjadi akibat semakin mahalnya barang-barang impor termasuk impor bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: