Akhirnya! DK PBB Setujui Gencatan Senjata di Gaza, Bikin Israel Marah ke AS
DK PBB setujui gencatan senjata di Gaza.--Instagram @infipop.id
LINGGAUPOS.CO.ID – Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyepakati resolusi gencatan senjata di Gaza selama bulan Ramadan, pada Senin, 25 Maret 2024.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 27 Maret 2024, resolusi tersebut adalah kali pertamanya DK PBB berhasil meloloskan resolusi, setelah sebelumnya selalu mendapatkan veto dari Amerika Serikat (AS).
DK PBB yang akhirnya menyetujui dan mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Hamas dan Israel yang masih berperang di Jalur Gaza.
Yang mana resolusi tersebut disetujui setelah Amerika Serikat yakni sekutu dari Israel memutuskan untuk abstain dalam voting terbaru.
BACA JUGA:Mengapa Korban Inses di Rejang Lebong Bengkulu Justru Membela Pelaku, ini Penjelasannya
Diketahui, resolusi tersebut juga menuntut pembebasan segera serta tanpa adanya syarat seluruh sandera dan memperluas aliran bantuan kemanusiaan hingga memperkuat perlindungan warga sipil di Gaza.
Melansir dari Reuters, hasil voting resolusi terbaru yang digelar tersebut ini semakin memicu perselisihan dengan sekutu dekatnya yakni Israel.
Menurut informasi, ada sebanyak 14 negara anggota DK PBB yang memberikan suara dukungan untuk resolusi yang diajukan oleh 10 anggota terpilih oleh badan tersebut.
Sementara itu, AS yang merupakan sekutu Israel serta salah satu negara anggota tetap, memutuskan untuk abstain.
BACA JUGA:Kue Kering Tanpa Anti Gendut Saat Idul Fitri 1445 H, Berikut Resep Kastengel Gluten Free Teflon
Yang mana resolusi tersebut menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza selama sisa bulan suci Ramadan ini yang nanti akan berakhir dalam dua pekan ke depan.
Disebutkan, resolusi ini juga menuntut untuk pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Setelah dibacakannya itu, serentak tepuk tangan menggema di dalam ruang sidang DK PBB setelah voting tersebut digelar.
"Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam pernyataan via media sosial usai resolusi itu disetujui Dewan Keamanan PBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: