Asal Usul Ngabuburit di Bulan Puasa Ramadan, dari Bahasa Sunda, Ini Artinya

Asal Usul Ngabuburit di Bulan Puasa Ramadan, dari Bahasa Sunda, Ini Artinya

Banyak kegiatan yang masuk dalam istilah Ngabuburit. Diantaranya jalan sore, nongkrong di tempat tertentu, membaca Al-Quran, mendengar ceramah, datangi tempat w-Tangkap Layar-Facebook Linggau Pos Online

BACA JUGA:8 Lagu Paling Sering Didengar saat Ramadan, Tombo Ati Hingga Sepanjang Hidup, Berikut Liriknya

Istilah Ngabuburit ternyata sudah muncul sejak lama, ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.

“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit). Saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” cerita hawe.

Menurut Hawe, tradisi Ngabuburit saat ini semakin berkembang dan beragam dibanding awal kemunculannya. 

Pada Zaman dulu, anak-anak mengisi kegiatan Ngabuburit hanya dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat.

BACA JUGA:Niat dan Tata Cara Melaksanakan Salat Tahajud di Bulan Ramadan

Seperti bebeledugan atau meriam bambu dan ada juga yang menyebutnya bedil bambu. 

Seiring waktu, kegiatan Ngabuburit mulai berkembang luas. 

Seperti halnya di Kota Lubuk Linggau biasanya masyarakat mengisi kegiatan tradisi Ngabuburit dengan berburu takjil, nongkrong di Jalan Poros Lingkar Selatan.

Ada juga sebagian masyarakat yang menunggu waktu buka puasa atau Ngabuburit dengan bersantai di tempat wisata dan Lippo Plaza Lubuk Linggau. (*) 

Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di WhatsApp. Caranya klik DI SINI, kemudian klik tombol ikuti di kanan atas di aplikasi WhatsApp. Atau gabung di WhatsApp Grup melalui LINK INI. Serta dapatkan update di Facebook di LINK INI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: