Asal Usul Ngabuburit di Bulan Puasa Ramadan, dari Bahasa Sunda, Ini Artinya

LINGGAUPOS.CO.ID – Istilah Nagbuburit tidak asing didengar ketika masuk bulan suci Ramadan. 

Ngabuburit identik dengan Ramadan di waktu sore hari, dimana masyarakat menunggu waktu berbuka puasa. 

Banyak kegiatan yang masuk dalam istilah Ngabuburit. Diantaranya jalan sore, nongkrong di tempat tertentu, membaca Al-Quran, mendengar ceramah, datangi tempat wisata.

Apapun kegiatan yang positif termasuk berburu takjil menunggu waktu berbuka biasanya akan disebut orang Ngabuburit. 

BACA JUGA:Inilah 5 Cara Mendidik Anak Agar Tetap Semangat Berpuasa Ramadan

Lantas apa sih arti sebenarnya Ngabuburit? 

Ngabuburit menjadi tradisi yang identik dengan bulan suci Ramadan di Indonesia. Secara umum arti Ngabuburit menunggu buka puasa. 

Dikutip dari beberapa sumber istilah Ngabuburit ada yang menyebutnya berasal dari bahasa Sunda. 

Istilah Ngabuburit berasal dari kata dasar Burit yang menurut bahasa Sunda berarti sore hari atau petang.

BACA JUGA:Inilah Keutamaan Memperbanyak Membaca Alquran di Bulan Ramadan, Pahala Berlipat Ganda dari Setiap Ibadah

Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari. 

Istilah Ngabuburit menjadi salah satu keunikan bahasa Sunda. Karena dalam bahasa Sunda, keterangan waktu (dalam hal ini burit) bisa menjadi kata kerja setelah mendapatkan kata awalan (yaitu nga).

“Bahasa Sunda kosa katanya tidak begitu banyak, tapi variasinya tak terbatas. Maka, keunikan bahasa Sunda terdapat pada keterangan waktu. Orang bisa membuat kata kerja dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit,” kata Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan Hawe Setiawan dikutip dari laman unpas.ac.id, Rabu, 13 Maret 2024. 

Beda lagi dengan penjelasan dari Kamus Bahasa Sunda diterbitkan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS).  Kata Ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit atau bersantai sambil menunggu waktu sore.

Sumber: