Partai Anak Jokowi Minta Sirekap KPU Dilanjutkan, Ini Alasannya

Partai Anak Jokowi Minta Sirekap KPU Dilanjutkan, Ini Alasannya

Partai pimpinan anak Jokowi menilai Sirekap sebagai bentuk keterbukaan dalam penyampaian informasi hasil Pemilu 2024. -Dokumen-LINGGAUPOS CO.ID

BACA JUGA:Rhoma Irama Sampaikan 4 Pernyataan Sikap Kecurangan Pemilu 2024, Pesta Rakyat Jadi Pesta Kelompok

Sementara itu, untuk kesalahan angka tersebut dapat terjadi karena sulitnya jaringan serta kecanggihan handphone yang terbatas punya KPPS.

Oleh sebab itu, Betty menyebut tidak menutup kemungkinan apabila terjadi kesalahan dalam memasukkan data di Sirekap. 

"Mereka itu adalah KPPS. Siapa KPPS? Adalah pekerja-pekerja KPU yang berasal dari masyarakat kita,” ucap Betty di Kantor KPU RI.

”Masyarakat kita dari Sabang sampai Merauke dengan segala jenis kapasitasny, dengan segala jenis handphone yang dimiliki, dengan segala jaringan yang dimiliki, dengan infrastruktur yang kita punya,” sambungnya.

BACA JUGA:Sempat Berseteru, 2 Caleg Nasdem Muratara Damai di Hadapan Kapolres AKBP Koko Arianto, Ini Permasalahannya

Lebih lanjut, ada juga salah satu yang disoroti mengenai Sirekap adalah perbedaan jumlah suara dari formulir C hasil.

Betty menjelaskan hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan anggota KPPS dalam memasukkan data. 

“Jadi kenapa angka anomali ada? Karena saya KPPS, masnya KPPS, mbaknya KPPS. Ada salah satu dari kita yang tidak menyesuaikan dengan angka yang sebenarnya, maka data kita tidak akan kompatibel dalam satu dapil (daerah pemilihan),” ungkapnya.

Meskipun demikian, Betty menjelaskan pihak mereka akan mengevaluasi Sirekap mulai dari sisi teknologi, infrastruktur hingga penggunanya.

BACA JUGA:Fuji Dijodohkan Dengan Mayor Teddy, Begini Tanggapan Haji Faisal Beri

“Segala bentuk evaluasi nanti akan kita lihat,” pungkas dia. 

Selain itu anggota KPU, Idham Holik juga buka suara, ia menyatakan bahwa sistem pada aplikasi Sirekap salah membaca angka numerik dari dokumen formulir Model C Hasil Pemilu 2024. 

"Jadi begini, misalnya, angka 3 itu terbaca 8. Misalnya, angka 2 itu terbaca 7," kata Idham.

Idham menjelaskan bahwa operator Sirekap di tingkat kabupaten/kota harus melakukan akurasi manual pada data-data yang salah input tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: