Riset: Punya Wajah Sempit Ciri Orang Kaya, Wajah Lebar Orang Miskin, Simak Penjelasannya

Riset: Punya Wajah Sempit Ciri Orang Kaya, Wajah Lebar Orang Miskin, Simak Penjelasannya

Riset: Punya wajah sempit ciri orang kaya, wajah lebar orang miskin.--Instagram @zuck

LINGGAUPOS.CO.ID – Studi yang dilakukan oleh University of Glasgow beberapa waktu lalu melakukan riset mengenai apa yang membuat seseorang terlihat kaya.

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 19 Februari 2024, penelitian tersebut meneliti fitur wajah yang diasosiasikan dengan status sosial hanya berdasarkan persepsi.

Pada riset tersebut dipublikasi oleh APA Journal of Experimental Psychology disebut beberapa bagian muka yang menampilkannya.

Dikatakan apabila wajah orang kaya biasanya dikaitkan dengan bentuk wajah lebih sempit atau kecil, alis yang naik, mulut tersenyum dan terangkat, jarak mata rapat, dan kulit cerah dengan kompleksi atau rona wajah yang hangat.

BACA JUGA:Ketua PPS Pemilu 2024 di OKU Timur Meninggal Dunia, Kronologisnya Diawali saat Mencoblos di TPS

Kemudian, dalam riset dilakukan pada orang-orang kulit putih tersebut, wajah seperti itu dihubungkan dengan kepercayaan, kompetensi dan kehangatan.

Sementara itu, berbeda dengan wajah yang dikatakan kaya, bentuk wajah yang lebih pendek dan datar dianggap miskin.

Pada bagian mulut yang turun dan kompleksi wajah dingin diasosiasikan dengan kelas sosial yang lebih rendah, tidak kompeten dan tidak dipercaya.

Untuk melihat contoh wajahnya, kamu dapat memperhatikan wajah para miliuner.

BACA JUGA:Ada yang Kurang Jelas Soal Pemilu 2024 di Muratara, Kapolda Sumatera Selatan Siap Dihubungi

Dikutip pada NYPost, CEO Meta Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Amazon Jeff Bezos punya visual yang mirip dengan apa yang digambarkan sebagai orang kaya dalam penelitian 

Terlihat wajah Mark sempit dan sedangkan Jeff memiliki kompleksi yang hangat.

"Orang-orang yang dianggap punya kelas sosial tinggi atau rendah juga sering dihubungkan dengan kepribadian yang menguntungkan atau tidak,” ucap penulis studi Dr. R. Thora Bjornsdottir.

“Penilaian seperti ini terbentuk hanya dari penampilan wajah dan ini dapat menimbulkan konsekuensi yang besar, termasuk ketika dianggap berasal dari kelas sosial yang lebih rendah," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: