Indonesia Peringkat 10 Besar Penyumbang Manufaktur Dunia dan Menjadi Satu-Satunya Negara ASEAN
Indonesia masuk peringkat 10 besar dalam penyumbang produk manufaktur dunia. Dan Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut.--Freepik
LINGGAUPOS.CO.ID – Laporan dari safeguardglobal.com mengatakan, Indonesia masuk peringkat 10 besar dalam penyumbang produk manufaktur dunia. Dan Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Senin, 15 Januari 2024.
Berdasarkan dari publikasi tersebut, Indonesia disebutkan berkontribusi sebesar 1,4 persen kepada produk manufaktur global.
Diketahui, prestisius ini adalah kenaikan yang berarti sebab pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi ke 16.
BACA JUGA:Survei: Produk Lokal Sudah Menguasai Pasar Kosmetik Indonesia
Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perisndustrian (Menperin) menyebutkan industry manufaktur konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor.
"Pada periode Januari-November, ekspor produk manufaktur masih mendominasi dengan nilai lebih dari USD171,23 miliar,” ucapnya.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk semakin meningkatkan kinerja industri manufaktur pada 2024 di tengah tantangan dampak dari geoekonomi serta geopolitik global.
Disebabkan, selama ini industri manufaktur menjadi tulang punggung guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
BACA JUGA:Berikut Kronologi Angkatan Laut AS-Inggris Bersatu di Laut Merah Perangi Yaman
Pada periode yang sama yaitu pada 2023, pertumbuhan industri manufaktur menembus 5,02 persen, dan mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 4,94 persen.
Dari peran penting industri manufaktur nasional tercermin dari kontribusinya yang tergolong paling besar terhadap PDB nasionak dengan capaian 16,83 persen pada triwulan III di tahun 2023.
Sejalan dengan harapan yang membaik, kondisi global dan perekonomian nasional, Menperin optimistis performa industri manufaktur semakin menjulang di Tahun Naga Kayu.
“Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81 persen, dan kami tetapkan target tahun 2024 sebesar 5,80 persen,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: