Video Viral Donald Trump Sebut 70 Juta Pengungsi Rohingya Ingin Tinggal di Indonesia, Cek Faktanya di Sini
Video viral Donald Trump sebut 70 Juta pengungsi rohingya ingin tinggal di Indonesia.--Freepik
LINGGAUPOS.CO.ID – Sebuah video viral yang diunggah di platform TikTok menyebutkan Presiden Amerika ke-45 Donald Trump beserta Direktur UNHCR Indonesia, Thomas Vargas yang berbicara kepada media mengenai pengungsi Rohingya.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Kamis 4 Januari 2024.
Pada narasi tersebut mengatakan,“#bismillah, masih ada 70 juta lagi pengungsi Rohingya mau tinggal di Indonesia #saveindonesia #saveaceh #savetiktok #tolakrohingnya” tulis keterangannya.
Narasi video hoaks tersebut disertai dengan cuplikan pidato Trump.
BACA JUGA:Sopir Truk yang Meninggal Mendadak di Lubuklinggau, Ternyata Warga Sijunjung Sumatera Barat
"Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migran dan tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Itu tidak akan terjadi," kata Trump.
Kemudian di bawah cuplikan pidato tersebut disematkan teks yang berisi.
“70 juta pengungsi mau tingal di indonesia Buat yg banyak bacot suruh Nerima Rohingya Coba dibaca dulu Emang Indonesia sanggup menampung 70jt pengungsi Itu pengungsi atau penjajah,”tulisnya.
Atas unggahan video tersebut, apakah benar video yang menampilkan Donald Trump menyebut 70 juta pengungsi Rohingya berkeinginan tinggal di Indonesia.
BACA JUGA:WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Antusias Belajar Salat
Berikut cek fakta yang sudah dirangkum dari berbagai sumber.
Berdasarkan hasil penelusuran, postingan asli pada video tersebut diunggah di kanal YouTube pada 19 Juni 2018 C-SPAN yang berjudul “Presiden Trump: Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migrant…(C-SPAN),”.
Pada pidato tersebut, Trump menjelaskan negara-negara Eropa sudah melakukan kesalahan besar dengan mengizinkan jutaan migrant memasuki negara mereka.
Donald Trump menjelaskan Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migrant dan tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Sewaktu dikepemimpinan Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: