Debat Capres dan Cawapres Ternoda, Tangan Jahil Pendukung ke Dada MC Perempuan Bikin Geram

Debat Capres dan Cawapres Ternoda, Tangan Jahil Pendukung ke Dada MC Perempuan Bikin Geram

Debat Capres dan Cawapres Ternoda, Tangan Jahil Pendukung ke Dada MC Perempuan Bikin Geram--

BACA JUGA:7 Lagu Rhoma Irama Palig Populer, Hits Hingga Sekarang dan Sering Dinyanyikan

Padahal, tahapan demi tahapan telah dijalani dengan profesional. Mulai dari penerimaan, tes wawancara, seleksi berkas bakal calon hingga akhirnya mencapai tahapan debat.

“Lewat debat, inginnya akan terlihat capres dan cawapres mahasiswa yang benar-benar  siap untuk memimpin. Tapi tak disangka dirusak dengan kejadian itu,” urai Imam. 

Dengan semua upaya yang telah dilakukan, ia kembali menegaskan sangat menyayangkan karena kegiatan debat harus dihentikan sebelum selesai. 

“Ulah salah satu oknum itu telah membuat citra kita menjadi tercoreng,” cetusnya. 

BACA JUGA:5 Langkah Tepat Menghadapi Orang yang Mencoba Bunuh Diri

Untuk kelanjutan proses Pemira, pihaknya akan melakukan evaluasi. 

“Kejadian kemarin akan kami evaluasi, koordinasi rektorat dan tindak tegas terhadap oknum yang melakukan hal yang tak terpuji itu,” tegasnya. 

Sementara itu dalam Pemira ini, ada dua pasangan calon yang maju yakni nomor urut 1 Anindya A Naufal-Rio Saputra dan nomor urut 2  Yosta-Dimas Pratama P. 

Kisruh pada acara debat itu menuai beragam komentar dari netizen. Salah satunya akun kukuhaliman. Ia menuliskan panjang lebar pada salah satu akun Instagram.

BACA JUGA:Tanaman Hias Mahkota Duri Memiliki Warna yang Cantik, Perhatikan Kelebihan dan Kekurangannya di Sini

“Saya sebagai alumni UIN Raden Fatah melihat betul sejak tahun 2017 hingga saya lulus tahun 2023 setiap orma UIN Raden Fatah sering sekali berbenturan ketika pemilihan presma.”

“Padahal notabenya di sana seorang yang terdidik, agamis serta intelektual yang beradab. Tapi nyatanya masih ada oknum, baik itu mahasiswa sendiri atau orang luar yang menduduki proses pengembangan diri bagi calon-calon pemimpin bangsa ini,” tulisnya.

Melihat hal itu, dia merasa prihatin. “Seharusnya kegiatan seperti ini bisa memberikan contoh dan pembelajaran bagi pembaruan etika berpolitik di Tanah Air. Tapi malah mengikuti politik praktis yang saat ini belum dewasa.”

“Kalau politik kampus seperti ini terus, siapa yang akan mengubah. Padahal ketika di luar publik yang sering berbenturan dalam politik adalah kalangan non-intelek atau terpelajar,” tuturnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: