Perjalanan Para Pahlawan Mendapatkan Kabupaten Musi Ulu Rawas yang Akhirnya Diserahkan Oleh Belanda

Perjalanan Para Pahlawan Mendapatkan Kabupaten Musi Ulu Rawas yang Akhirnya Diserahkan Oleh Belanda

Perjalanan Para Pahlawan Mendapatkan Kabupaten Musi Ulu Rawas yang Akhirnya Diserahkan Oleh Belanda--museum perjuangan subkos garuda sriwijaya

BACA JUGA:Sejarah Lubuklinggau Pada Masa Kolonial Belanda dan Jepang, ini yang Dilakukannya di Lubuklinggau

Kemudian menyusuri sungai ke hulu dari Bangko, dan tibalah di Muara Siau yang disambut oleh Letkol Abunjani  sebagai komandan Sub Teritorium Jambi.

Kemudian rombongan kembali menuju Bangko, lalu ke Muara Bungo kemudian dilanjutkan ke muara Tebo. Di karesidenan Jambi itulah rombongan sipil dan militer Sumatera Selatan mempertahankan diri mereka dan bergerilya disana.

Setelah beberapa kali menghindar dari serangan Belanda, maka akhirnya rombongan memilih bertahan di lereng gunung Masurai, Dusun Tua di karesidenan Jambi hingga masa perundingan Roem Royen dan memasuki masa Cease Fire.

Kebijakan ceasefire merupakan usaha penghentian tembak menembak antara kedua pihak yang sedang berperang.

BACA JUGA:Sejarah Lubuklinggau Pada Masa Kolonial Belanda dan Jepang, ini yang Dilakukannya di Lubuklinggau

Sementara itu, Moh, Hasan diperintahkan oleh dr. AK. Gani menjadi Bupati Musi Ulu Rawas. Selama di Mandi Aur,  Moh. Hasan menjalankan peran sebagai Bupati Musi Ulu Rawas.

Menurut Suwandi, Mohammad Hasan menerima pengangkatan menjadi Bupati Militer dari drg. Moh. Isa, ketika itu mereka sedang berada di jambi.

Desa Mandi Aur merupakan pusat semua kegiatan untuk daerah Palembang bagian Utara. Oleh karena itu, pusat pemerintahan Kabupaten Musi Ulu Rawas berada disana setelah Muara Beliti dan Lubuklinggau dikuasai oleh pasukan Belanda.

Setelah ada perintah penyerahan, maka yang pertama kali daerah yang diserahkan adalah Surulangun Rawas. Penyerahan daerah Surulangun Rawas dari Belanda kepada pemerintah RI.

BACA JUGA:Sederet Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Lapangan Merdeka Lubuklinggau, Peristiwa yang Tak Akan Terlupakan

Antara asisten-residen Belanda bernama Hartman atas nama pemerintah Belanda kepada Bupati Musi Ulu Rawas, Moh. Hasan atas nama pemerintah RI.

Penyerahan pertama wilayah Kabupaten Musi Ulu Rawas untuk Kewedanan Rawas di Surulangun ini terjadi pada 28 Desember 1949.

Setelah menerima penyerahan di Surulangun, Moh. Hasan direncanakan akan menerima penyerahan untuk wilayah Kewedanaan Musi Ulu di Lubuklinggau pada 30 Desember 1949.

Namun, Moh. Hasan telah mendapat mandate untuk menjadi Kepala Polisi di Karesidenan  Bengkulu, maka, yang menerima penyerahan wilayah Kewedanaan Musi Ulu dari Belanda ialah Residen Abdul Rozak dan Letkol Bambang Utoyo di Lapangan Merdeka, Lubuklinggau (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: