Fenomena Eceng Gondok Tutupi Sungai Bengawan Solo, Permukaan Sungainya Berubah Jadi Taman Hijau

Fenomena Eceng Gondok Tutupi Sungai Bengawan Solo, Permukaan Sungainya Berubah Jadi Taman Hijau

Fenomena Eceng Gondok Tutupi Sungai Bengawan Solo, Permukaan sungainya berubah jadi Taman Hijau--instagram: ussfeeds

BOJONEGORO, LINGGAUPOS.CO.ID - Eceng Gondong tutupi sungai Bengawan Solo, permukaan sungainya berubah jadi taman hijau, berikut informasi selengkapnya.

Media sosial dihebohkan dengan fenomena sungai bengawan solo di kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang hampir selama sebulan, sungai terpanjang di Jawa itu tertutup oleh tanaman eceng gondok.

Bahkan, panjang permukaan sungai Bengawan Solo yang tertutup eceng gondok mencapai lima kilometer.

Masyarakat dapat menyaksikan fenomena eceng gondok memenuhi sungai Bengawan Solo dari Jembatan Sukomalo.

BACA JUGA:Kabar Duka, Bupati Musi Rawas Periode 1995 – 2000 Meninggal Dunia, Kami Turut Berduka Cita

Sementara itu, Kepala Balai Besar wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Maryadi Utama, mengatakan bahwa kemunculan eceng gondok berasal dari hulu sungai yang menumpuk di Bojonegoro.

Ia juga menyampaikan bahwa, pembersihan eceng gondok akan segera dilakukan oleh pemerintah daerah setempat dibantu petugas dari Pengelolaan Jasa Tirta (PJT)

Penyebab eceng gondok menutupi sungai Bengawan Solo karena tanaman tersebut tumbuh subur di sungai. Tumbuh suburnya eceng gondok yang membuat permukaan sungai bengawan solo berubah hijau 

Hal tersebut juga telah disorot oleh pakar fisiologi hewan dan ekotoksikologi departemen Biologi Fakultas Sains dan Analitika Data Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Prof Dewi Hidayati.

BACA JUGA:Video Viral Penyerangan Pelajar SMA di Muratara, Ternyata ini Motifnya, Polisi Lakukan Penyelidikan

Ia mengatakan bahwa, meledaknya populasi eceng gondok di sungai bengawan solo kemungkinan telah disebabkan oleh faktor pencemaran bahan organic.

“Kandungan bahan organik di sungai tinggi dapat menjadi penyubur pertumbuhan eceng gondok,” Tutur Dewi.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kelebihan bahan organic tersebut berasal dari kegiatan di daratan.

“Kelebihan bahan organik tersebut mungkin berasal dari kegiatan di dataran, missal sisa industri olahan pangan, restoran, sisa pakan dari tambak-tambak, sampah organic rumah tangga, dan sebagainya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: