Cerita Rakyat Musi Rawas, Merantau Bawa Ayam Beruge Putih, Ini Pesan Nenek Bujang Bekorong

Cerita Rakyat Musi Rawas, Merantau Bawa Ayam Beruge Putih, Ini Pesan Nenek Bujang Bekorong

Bujang Bekorong cerita rakyat musi rawas-Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID

BACA JUGA:Terimakasih AKBP Ferly Rosa Putra, Selamat Datang AKBP Koko Arianto Wardani di Muratara

Baiklah kalian berbaris, aku akan memilih satu dari kalian dengan cara menebaskan pedangku ini di antara kalian. Siapa yang tidak terkena pedangku ini maka dialah permaisuriku.

Dehe Enam sudah kehilangan rasa logikanya, yang ada rasa inginnya menjadi permaisuri begitu mnggebuh hingga tidak bisa lagi menilai suatu cara yang bisa mencelakai diri mereka semua. 

“Baiklah aku akan menutupi mataku, dan bersiaplah kalian semua, Sang Raja mengayunkan pedangnya, "Demi kau Dewi Bungsu...”, Raja menebas pedangnya ke barisan Dehe Enam, dan spontan saja teriakan histeris dan kucuran darah memenuhi ruang balai Istana. 

Satu persatu Dehe Enam jatuh tergeletak bersimbah darah Sang Raja merasa sangat puas telah membalaskan sakit hati istrinya Dewi Bungsu dan Putranya Budak Bosok. 

BACA JUGA:Keyla, Pelajar Lubuklinggau yang Lolos Paskibraka Nasional Jalani Latihan, Berikut Daftar Paskibraka Nasional

Sang Raja memerintahkan hulubalangnya untuk membereskan jasad-jasad Dehe Enam yang telah menerima karmanya. 

Ada kegembiraan tersendiri di hati Raja Bunjang Bekorong, karena malam yang akan tiba adalah malam Jum'at.

Sebagaimana janji Dewi Bungsu Pada Budak Bosok putranya akan kembali bertemu di Balai Istana untuk yang terrakhir. 

Raja sudah menyiapkan syarat yaitu anjing, pisau herder, dan buah pinang. Malam Jum'at yang dinanti pun tiba, malam yang penuh kemisterian.

BACA JUGA:28 Finalis Bujang Dehe Musi Rawas Kenali Program JKN Lebih Dekat

Malam yang menjadi penentu kebahagian akan diraih kembali oleh Sang Raja atau malam yang terakhir Raja tidak akan bisa kembali bertemu dengan Dewi Bungsu Istrinya untuk selama-lamanya. 

Detak jantung Sang Raja semakin tak beraturan, sementara pandangan matanya menyebar keseluruh balai Istana.

Ia tidak akan menyia-nyiakan momentum terindah dalam memori kehidupannya. Budak Bosok sudah berada di posisinya di atas gundukan bebatuan taman indah istana, sambil menatap ke langit cerah. 

Seperti biasa suara gemerincing angin menyambut kehadiran Dewi Bungsu yang turun dari langit khayangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: