Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Desa Lubuk Tua di Kabupaten Musi Rawas konon dulunya merupakan sebuah kerajaan bernama Lubuk Penjage dipimpin raja dari Jawa.-Dokumen-Cerita Rakyat Musi Rawas

MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID -  Kerajaan Lubuk Penjage menurut sejarah berada di Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. 

Konon menurut cerita,  Kerajaan Lubuk Penjage berada di seberang yang saat ini daerah tersebut dikenal sebagai Desa Lubuk Tua dipimpin seorang raja bernama Abdul Kadir Jailani. 

Makam Abdul Kadir Jailani berada di Pematang Hujan Desa Lubuk Tua yang saat ini dikenal masyarakat dengan nama Keramat Dian Pematang Hijau.    

Dikutip dari buku Sejarah, Legenda dan Cerita Rakyat Kabupaten Musi Rawas, setelah beberapa tahun berdiri, Kerajaan Lubuk Penjage terus berkembang. 

BACA JUGA:Kisah Joko Kendil, Tubuhnya Seperti Periuk Nasi, Nikah dengan Putri Raja

Baik dalam bidang perkebunan, perdagangan, kesenian, maupun bidang agama. 

Karena pesatnya kemajuan di Kerajaan Lubuk Penjage ini, maka hubungan dengan negeri lain terjalin erat dan penuh persahabatan.

Pada waktu itu Raja Abdul Kadir Jailani yang menurut cerita berasal dari pulau Jawa, sangat dikagumi seluruh rakyat dan juga kerajaan yang ada disekitarnya. 

Raja Lubuk Penjage Abdulah Kadir Jailani, hidup bahagia bersama permaisuri dan keempat anaknya dua laki-laki dan dua orang perempuan.

BACA JUGA:Keramat Moneng Lebeh, Legenda Dusun Terawas Musi Rawas, Seberangi Sungai Cukup Pakai Sejadah

Putri pertama bernama Dewi Nadar Bulan dan putri kedua Sri Dewi Ningsih.

Kedua putri raja tersebut sangat dikagumi dan menjadi idola bagi semua orang terutama para jejaka, pangeran dan jagoan serta jawara diseluruh kerajaannya sendiri maupun kerajaan tetangga.

Dengan sikap kedua putri yang lemah lembut sopan santun, cantik, tidak jarang terjadi pertarungan antara jejaka, pangeran, jagoan dan juga jawara untuk memperebutkan kedua tuan putri.

Tuan putri selalu bersikap baik dan menganggap mereka semua sebagai sahabat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: